Minggu, Desember 09, 2012

Paperman



Please kindly hear the song. Inner peace.

All audiences were completely astonished I was one of them during a screening of short animated film titled Paperman before Wreck-It Ralph began. It's a silent story about fate and love. It said so much without a single word. That time was such a joy!

Uniquely, Paperman was made by hybrid of computer-generated and hand-drawn technique. Using a minimalist black-and-white style, the story took place in New York in mid-century. Once, a lonely young man met a beautiful girl unexpectedly on his daily morning commute to his office. The meet made the young man numb, charmed by the woman's beauty. Unfortunately, they didn't have enough time to do some chit-chat, so the woman got into the train, left the young man alone again.

The young man got his second chance when he spot the same woman in the skyscraper building across the avenue from his office. He flipped the paper on his desk into a paper-plane then threw it to get her attention. His efforts were no match for the fate that had been made at that time. Yeah, the wind continually blew every single paper-plane to the wrong direction. In the end, fate rewarded whoever tried really hard to make something happen. Sweetness!

"Do your best, God do the rest" is not a piece of bull shit. God has His own scenario. He is the best director of your life and His script is flawless.

We all have the desired to be loved. People, this life is all about connection. I know that kind of feeling is unexplainable, but if you feel so, when you are convinced that he or she will inspire you for the rest of your life: take risks, do strive, find love.

And in the end, the love you take is equal to the love you make.
-The Beatles

Selasa, November 13, 2012

Kuliner Medan

Empat hari saya sempat di Medan, Sumatera Utara. Bah, belum pernah menginjak tanah Sumatera, sekalinya menginjak langsung tanah Medan, Bah. Daripada pusing membicarakan pekerjaan, lebih asik cari makan. Daripada cemberut, lebih baik isi perut! Sekilas kuliner Medan!

Sempat berkunjung juga ke Teknik Sipil USU.

Mie Aceh Titi Bobrok.
Penampakan Mie Aceh. Nagih!


Kampung Keling. Banyak orang Tamil (India) di sini.
Sumpah. Ini. SATE. KERANG. Enak. Banget. Kerangnya besar, dagingnya kenyal, bumbunya meresap!
Resmi habis dua piring!
Jus Terong Belanda! Seger!
Dingin-dingin empuk adalah PANCAKE DURIAN!
Mie Keling. Berkuah sangat kental, berbumbu padat!

 Siap-siap mabok durian.
Duren!
Partners in crime. Tersangka pemerkosaan.
Korban pemerkosaan.
Orang Medan makan duren seperti makan kacang! Tidak cukup satu dan terus-menerus. Ketika saya di Jakarta merasa cukup makan sebiji atau dua biji duren di kulkas, orang Medan justru sering berpesta duren sekeluarga dengan memesan satu becak duren! Satu becak berkarung-karung! Haha.

Siap-siap makan Soto Medan!
Soto Medan. Berkuah santan, berisi jeroan, nampol pisan.

Kuliner ini baru saeutik, saya yakin masih banyak yang lain. Sampai bertemu lagi, Medan!

Sebelum meninggalkan Medan, terapi dulu. Haha.

Senin, November 05, 2012

Guangzhou Visit

Berjarak sekitar 3323 kilometer dari Jakarta, Guangzhou adalah salah satu kota metropolitan di Cina. Secara sekelabat bisa diperhatikan bahwa trotoarnya sangat lebar, tidak ada sepeda motor yang boleh masuk ke dalam kota, tidak ada papan reklame yang merusak estetika, tidak ada kabel listrik yang berseliweran, dan banyak toko pangkas rambut. Efektif dua hari saya ditugaskan untuk meninjau BRT (bus rapid transit), bike sharing, dan greenway.

1. BRT
GBRT (Guangzhou BRT) mulai beroperasi pada tahun 2010 dan hingga sekarang menduduki BRT dengan kapasitas tertinggi kedua sedunia setelah TransMillenio (BRT di Bogota, Kolombia). Dengan (hanya) 22,5 kilometer panjang jalur dan 26 halte, GBRT mampu mengangkut 29.900 penumpang per arah per jam saat jam sibuk. Bandingkan dengan TransJakarta (TJ) yang lebih dulu ada pada tahun 2004. Dengan total 134 kilometer panjang jalur dan 197 halte, TJ baru mampu mengangkut 3.400 penumpang per arah per jam saat jam sibuk. Ada apa nih?

TJ tidak direncanakan dengan baik. Simpelnya, gubernur DKI Jakarta waktu itu, Bang Yos, diajak melihat TransMillenio di Bogota lalu dia ingin seperti itu ada di Jakarta. Dan, voila! Jadilah TJ. Semua desain seperti CTRL+C lalu CTRL+V dari Bogota.

Pertama, TJ yang sekarang masih menggunakan konsep trunk only. Sebenarnya trunk-feeder sih tapi feeder bus akan segera berhenti beroperasi karena operator merasa tidak diuntungkan (tidak ada demand). Seperti tidak bercermin dari bus feeder, Dishub DKI malah meresmikan APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) yang setelah saya survei juga sangat minim dipakai oleh masyarakat. Sialnya, sudah biasa bila proyek di Jakarta 'berhenti' sampai peresmian. Peresmian dianggap sebuah keberhasilan. Hal ini sering dijadikan batu loncatan atau roket bagi yang meresmikannya. Setelah peresmian, sebodo teuing kata orang Sunda.

Pak Bos sedang menjelaskan

GBRT menggunakan sistem direct service. Sistem ini bertujuan untuk meminimalisasi transfer sehingga cakupan rute yang dilayani dan frekuensi bus akan bertambah. Direct service di Jakarta direncanakan bekerja sama dengan operator bus sedang yang sudah ada (Kopaja dan Metromini). Tentu saja dengan bus Kopaja dan Metromini yang baru, khusus, dan tidak usang. Gila, saat jam sibuk setiap 10 detik GBRT lewat. 10 detik! Di Jakarta, sayang sekali teman saya harus menunggu hingga satu jam ke arah Lebak Bulus dari Harmoni. Satu jam!

Halte dengan panjang hingga 200 meter
Overtaking lane

Kedua, penambahan armada bus TJ yang dijanjikan oleh Jokowi merupakan angin segar, tetapi harus dibarengi dengan ekspansi halte eksisting. Setiap halte di Guangzhou memiliki overtaking lane sehingga bus bisa menyalip dan tidak terjadi penumpukan bus (bunching) yang menunggu untuk naik-turun penumpang. Selanjutnya, halte dibuat sangat panjang dan terdiri dari beberapa sub-pemberhentian. Rata-rata panjang halte di Guangzhou adalah 200 meter dan yang terpanjang adalah Halte Shidajida dengan empat sub-pemberhentian (285 meter). Bayangkan, 285 meter! Ekspansi halte di Jakarta direncanakan cukup terdiri dari dua sub-pemberhentian.

LED di samping bus
LED di sub-pemberhentian
Daftar bus yang lewat














Dengan direct service dan ekspansi halte, dibutuhkan signage yang bisa diandalkan di halte. Di bus, LED terpasang di bagian depan, belakang, dan samping. Dengan signage yang baik, penumpang bisa tahu tanpa harus bertanya di sub-pemberhentian mana bus yang akan ia naiki datang untuk mengangkutnya. Berbeda dengan halte di Jakarta yang seperti di dalam kotak penjara, halte di Guangzhou dibiarkan terbuka sehingga arus berjalan kaki masuk dan keluar halte bisa lancar.

Kantor GBRT
Berbagai operator pengendali
Mbak sedang menjelaskan











Ketiga, manajemen armada dikendalikan secara profesional. Saat TJ masih menggunakan kertas spreadsheet, GBRT sudah menggunakan teknologi GPS yang semuanya dikendalikan di dalam pusat kontrol BRT (BRT Control Center). Hal ini mutlak diperlukan agar setiap bus bisa dilacak keberadaannya mengingat operator dibayar per kilometer. Informasi dua arah dapat mengalir antara pusat kontrol dengan setiap halte atau bus.

2. Bike Sharing
Bike sharing berbeda dengan bike rental. Jika bike rental berfokus pada penggunaan selama mungkin (profit), maka bike sharing berfokus pada pengumpan (feeder) untuk jarak pendek ke transportasi publik. Bike sharing adalah sistem jaringan sepeda umum dengan sistem sewa secara murah (bahkan satu jam pertama gratis). Berorientasi pada titik asal-tujuan (origin-destination), bike sharing menggantikan perjalanan pendek dengan berjalan kaki pada jarak satu hingga dua kilometer.

Gowes dulu yuk!
Public bike!
Peta pesebaran halte
























Bike sharing sendiri hingga sekarang terdiri dari empat generasi. Semakin tinggi generasi, semakin berteknologi tinggi. Sistem bike sharing tidak akan berhasil tanpa dukungan dan kebijakan yang menguntungkan dari pemerintah. Sistem ini harus menjadi bagian dari rencana transportasi kota dan didukung oleh pemerintah untuk keberlangsungan sistem. Untuk tahap awal, di Jakarta akan dibuat 10 dari 100 halte bike sharing. Doakan saja Jak-Bike segera terwujud!

3. Greenway
Greenway adalah semacam jalur hijau memanjang yang aman dan nyaman untuk berjalan kaki, berkumpul, dan beraktivitas. Greenway berfungsi sebagai penghubung antara area permukiman dengan area permukiman yang lain, transportasi publik, atau fasilitas sepeda. Konsep ini ideal untuk diterapkan di jalan perkampungan di Jakarta untuk membuat akses menjadi nyaman ke angkutan umum. Sepeda motor dan mobil tidak boleh masuk, hanya pejalan kaki dan pesepeda. Surga! Greenway di Guangzhou adalah gila! Rasanya ingin lari-lari dan guling-guling setiap ke sana. Biar gambar yang menjelaskan.

Main yuk!
Kanan-kiri adalah tempat tinggal penduduk

Bisa buat merenung dan galau
Di bawah jembatan layang







Guling-guling
Awas kecebur, Pak!











Airnya jernih! Banyak ikan!

Masuk greenway!

























Indonesia (seharusnya) tidak kalah! Bahkan melihat potensi yang ada, Indonesia bisa menjadi nomor satu dalam BRT, bike sharing, dan greenway. Singkirkan energi negatif seperti "Cina kan negara komunis sosialis sehingga masyarakatnya mudah diatur" atau "Indonesia kan negara tropis, panas, susah membuat orang rela berjalan atau bersepeda". Ini Indonesia, ini Jakarta, medan yang dihadapi memang seperti ini:  berprinsip demokrasi dan beriklim tropis. Jangan kalah sebelum berperang dan tidak ada waktu untuk mengeluh. To endeavour!

Kulo

Jakarta, saya tak mau kamu bersifat retrogresif, yang bergerak ke belakang, seraya berpura-pura maju. Perubahan ke arah yang lebih baik itu bisa dilakukan. Pertanyaan hanya satu:

Mau tidak?

Minggu, November 04, 2012

Surat buat Bung Hatta

Gajah pergi meninggalkan gading. Tapi ia tak memilih bagaimana gading itu diukir. Generasi datang dan pergi, membentuknya, menatahnya, dan menimbang-nimbangnya. Mungkin mencampakkannya. Seorang besar memperoleh arti karena beribu-ribu orang yang tak dikenal datang sebelumnya, bersamanya, dan sesudahnya.

Sumber: Tokoh + Pokok halaman 11, GM

Senin, September 17, 2012

Sambung Asamu

"To endeavor means trying to do something even when you know you might be beaten before you even start."
Quoted from How to Train Your Dragon Book 9: How to Steal a Dragon's Sword. Just for your information, Hiccup named his sword Endeavor.

Ini ada sebuah musik karya anak bangsa yang asik dan semoga memberikan suntikan semangat kepada para pembaca. E.F.A (Everyone For Ambon) Project - Harapan. Setelah endeavor secara maksimal, yakinlah selalu ada harapan, Sob.



Saat putus asa lemah tak berdaya, ingat penciptamu!
Apapun itu, jangan menyerah!
Sambung asamu!

Minggu, Agustus 26, 2012

Satria Jawa

Tuntas sudah saya membaca Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Sebuah karya sastra yang bisa-bisanya diciptakan saat sang maestro berada di dalam bui diasingkan di Pulau Buru, Kepulauan Maluku. Semakin ditekan, sepertinya, beliau semakin menggelora menulis. Ya, Pram melawan zaman lewat torehan penanya. Buah pemikirannya yang menggabungkan nilai luhur jati diri bangsa dengan pentingnya ilmu logika adalah sangat visioner dan sungguh memukau.

Dalam tulisan ini, saya ingin mengutip kalimat-kalimat beliau dan membaginya kepada para pembaca mengenai Satria Jawa. Ada lima persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Satria Jawa: wisma, wanita, turangga, kukila, dan curiga.

1. Wisma
Tanpa rumah, orang tak mungkin satria. Orang hanya gelandangan. Rumah adalah tempat seorang satria bertolak, tempat dia kembali. Rumah bukan sekedar alamat, dia tempat kepercayaan sesama pada yang meninggali.

2. Wanita
Tanpa wanita, satria menyalahi kodrat sebagai lelaki. Wanita adalah lambang kehidupan dan penghidupan, kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan. Dia bukan sekedar istri untuk suami. Wanita sumbu pada semua, penghidupan dan kehidupan berputar dan berasal. Seperti kau pandang ibumu yang sudah tua, dan berdasarkan itu pula anak-anakmu yang perempuan nanti harus kau persiapkan.

3. Turangga
Kuda, dia alat yang dapat membawa kau ke mana-mana: ilmu, pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebisaan, keahlian, dan akhirnya kemajuan. Tanpa turangga, takkan jauh langkahmu, pendek penglihatanmu.

4. Kukila
Burung, lambang keindahan, kelangenan (hobi), segala yang tak punya hubungan dengan penghidupan, hanya dengan kepuasan batin pribadi. Tanpa itu, orang hanya sebongkah batu tanpa semangat.

5. Curiga
Keris, lambang kewaspadaan, kesiagaan, keperwiraan, alat untuk mempertahankan yang empat sebelumnya. Tanpa keris, yang empat akan bubar binasa bila mendapat gangguan.

Bumi Manusia, halaman 464-465