Rabu, Mei 01, 2013

Umar

Alkisah seorang Umar bin Khattab adalah pemimpin kaum muslim kala itu. Tak tanggung-tanggung seorang Umar sering terjun langsung ke permukiman warga kota. Blusukan mungkin namanya sekarang.

Suatu malam Umar menyamar menjadi warga biasa. Berbalut jubah hitam yang menutupi hampir seluruh badan dan wajahnya, ia berkeliling sendiri ke setiap pelosok negeri yang sedang ia pimpin. Tibalah di sebuah pondok kecil dan kumuh, Umar mengintip dan menguping lewat jendela. Alangkah terkejut dirinya mendapati seorang ibu yang sedang memasak batu. Anak-anaknya merengek kelaparan minta diberi makan. Tak ada bahan makanan, sang ibu berpura-pura memasak sambil menenangkan anak-anaknya. Pada akhirnya mereka letih karena menangis lalu terlelap dengan sendirinya.

Tertegun Umar menyaksikan kondisi rakyatnya dengan mata kepalanya sendiri. Umar langsung berlari pulang ke istana selepas beresnya peristiwa yang memilukan hatinya. Dengan otot tangannya sendiri, dia memikul bahan makanan di atas pundaknya dan bersegera ke lokasi kembali. Sesampainya di sana, Umar memberikan sekarung bahan makanan kepada sang ibu dengan ikhlas.

*

Aku merindukan seorang pemimpin yang terjun langsung merasakan kondisi rakyatnya tanpa kawalan voorijder yang angkuh, sirene yang memekakkan telinga, bodyguard yang awas, atau kilatan lampu flash media yang memusingkan mata. Akankah ada? Aku sangat berharap akan ada suatu saat nanti.

Saat pengharapan itu terasa berada di titik nadir, ada baiknya aku, kamu, dan semua yang membaca tulisan ini memproyeksikan diri layaknya Umar ketika menjadi khalifah nanti.