Rabu, Desember 14, 2011

Mahasiswa

Nama Sondang mencuat seiring dengan tindakan bakar diri di depan Istana Negara yang harus ditebus dengan nyawanya sendiri.

Pertama kali mendengar berita ini, logika saya menyatakan kalau itu adalah tindakan bodoh. Dirinya ingin Indonesia lebih baik tapi keputusan yang dipilih justru mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengenaskan. Di sisi lain, kalbu saya mengatakan kalau itu adalah keputusan seorang Sondang yang sepatutnya kita hargai bersama dan tidak semestinya keluar judgement bodoh, tolol, atau goblok. Seperti biasa, logika dan kalbu jarang akur.

Secara normatif, kita ketahui bersama kalau setiap pilihan kata dan tindakan menimbulkan konsekuensi, kan?

Ternyata aksi yang dilakukan Sondang berdampak sistemik hingga terjadi suatu kejadian unik tadi sore (14 Desember 2011) di kampus saya, Institut Teknologi Bandung atau biasa dikenal dengan Kampus Ganesha. Malamnya langsung ada headline berita 'Tidak Mau Ikut Demo, Mahasiswa ITB Didemo' di media elektronik. Menarik sekali judulnya. Secara singkat, ratusan mahasiswa perguruan tinggi di Bandung mengadakan aksi solidaritas mengenang Sondang Hutagalung di Gerbang Ganesha lalu sempat terjadi kericuhan karena ITB tidak tergabung dalam aksi tersebut.

Saya sangat menyayangkan keluarnya kata-kata kotor dan tindakan pemberian celana dalam wanita kepada Presiden KM ITB. Simple, dengan predikat mahasiswa yang notabene adalah kaum intelek, kok melakukan hal seperti itu? Untung tidak ada pembakaran ban bekas di depan kampus.

Kampus Ganesha ini sangat kental dengan budaya diskusi. Harus selalu ada dasar untuk bertindak, apapun itu. Tidak heran kalau pembahasan latar belakang, tujuan, dan hal-hal lain yang mendasar bisa memakan waktu yang tidak sebentar. Saya percaya kalau sang Presiden beserta jajarannya sudah mendiskusikan hal ini dengan matang sehingga terciptalah sebuah keputusan kalau ITB tidak ikut dalam aksi. Layaknya agama, haruskah sebuah keputusan dipaksakan?

Sebagai mahasiswa, kita mempunyai akses menyalurkan aspirasi rakyat ke pemerintah dengan dua hal: Ruang diskusi dan unjuk rasa atau demonstrasi. Demonstrasi adalah metode penyampaian aspirasi secara masif untuk mendapat perhatian publik dengan syarat setiap individu yang terlibat tahu dasar mengapa bertindak demikian. Artinya, demonstrasi adalah sebuah muara yang dihasilkan dari kajian atau analisis mendalam mengenai suatu hal. Dengan demikian, materi yang disampaikan dalam sebuah demonstrasi itu jelas, efektif, dan efisien. Tidak ada anarkisme atau perusakan lingkungan sekitar yang justru merugikan masyarakat. Akhir kata, mari menjadi mahasiswa yang cerdas, kritis, dan peka terhadap kehidupan sosial.

Saya mahasiswa ITB dan saya bangga.
When you can't speak that much, listen that much, act that much.

Jumat, November 04, 2011

Kisah Yang Indah



Monita Angelica Maharani Tahalea

Legit! Saya sepakat dengan pendapat teman saya kalau legit adalah satu kata yang pas untuk mendeskripsikan suara indah Monita.

Vokal Monita yang khas menarik perhatian Indra Lesmana untuk memproduseri album perdananya yang berjudul "Dream, Hope & Faith" pada tahun 2010.

Jangan ragu-ragu klik tombol play di atas lalu dengarkan suaranya, dengan headset atau headphone lebih baik.


Seperti matahari

Semasa menyinari
Kelam berlalu terangi bahagia
Yang ku tunggu

Seperti kau dihati
Selama ku menanti
Tak ada lagi keraguan diri yang menguji
Walau hari tak selalu indah berseri
Jangan berhenti kau yakinkan pasti cinta ini

Kau kan kembali membawa cahaya hidup ini
Walau dunia tak selalu indah surgawi
Jangan berhenti kau yakinkan pasti cinta ini

Walau t'lah terpisah waktu
Kau kan mampu kembali dalam pelukku
Senyummu, setiamu jadikan kisah indahku
Kau yang selalu ku tunggu

Jangan berhenti kau yakinkan pasti cinta ini
Walau dunia tak selalu indah surgawi
Jangan berhenti kau yakinkan pasti cinta ini


Legit euy!

Sabtu, Oktober 01, 2011

Rumah Masa Depan

Bumi berputar, bumi makin sesak.

Lonjakan populasi manusia tidak akan pernah bisa terbendung. Hal ini sangat kontras dengan keberadaan daratan di Bumi yang konstan. Waktu SD, perbandingan daratan-lautan di Bumi adalah sekitar 30:70. Jenuh mulai terasa dan puncak jenuh akan dicapai. Ke mana peradaban manusia berikutnya? Bawah laut? Planet lain?

Yang ingin coba aku katakan adalah lahan atau tanah di Bumi ini semakin sedikit untuk dimiliki. Bangunan tempat tinggal cenderung berpola vertikal daripada horizontal, sebut saja apartemen yang sekarang membeludak di tengah maupun pinggir kota. Aku tak mau rumah masa depanku merupakan sekotak ruangan yang berada di lantai 57. Kotak itu kemudian diberi sekat-sekat untuk membedakan fungsi ruang: Kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dan lain-lain. Sigh.

Aku ingin rumah. Rumah yang sebenarnya.

Selain emas, tanah merupakan investasi jitu. Harganya terus membumbung tinggi setiap tahunnya, apalagi kalau letaknya strategis. Aku mulai memikirkan hal ini walaupun belum bisa banyak bertindak sekarang. Pertanyaannya pertama, mampukah nanti aku membeli sepetak tanah untuk kubangun menjadi rumahku? Pertanyaan kedua, masih adakah lahan kosong nanti?

Aku takut namun mari bermimpi.

Rumah masa depanku tidak perlu besar, cukup sedang saja. Entah, aku malah risih dengan rumah besar berpilar ukuran raksasa di halaman depan, terlebih lagi biasanya rumah sebesar itu hanya dihuni dua sampai tiga orang. Sangat disayangkan. Pagar rumahku berukuran standar lalu kita memasuki halaman yang bisa memuat dua buah mobil. Ada sebuah garasi untuk utak-atik mobil, motor, atau sepeda. Di samping tempat parkir mobil ada halaman berisi rerumputan dan tanaman. Dua buah kursi diletakkan menjelang pintu masuk.

Masuk ke dalam rumah disuguhi dengan ruang tamu yang tidak terlalu besar dengan beberapa kursi ukiran dari Jepara. Diteruskan dengan ruang keluarga berlantai kayu yang cukup besar untuk saling berinteraksi dan bercengkrama. Beberapa sofa empuk dan televisi layar datar memanjakan penghuninya. Ruang keluarga merupakan sebuah pusat dan terhubung ke berbagai ruang lainnya seperti kamar tidurku dengan sang istri, ruang makan, dapur, musholla, kamar mandi, dan halaman belakang. Di halaman belakang terdapat kursi untuk aku membaca novel di Sabtu sore sambil menyeruput kopi dan ditemani gemercik air kolam berisi ikan koi. Aku juga berpikir memelihara kelinci yang nantinya akan beranak.

Untuk ruang makan, kamar mandi, dan dapur cukup dengan kualitas standar saja. Tak perlu di kamar mandi ada bath tub, cukup pancuran air (shower) panas-dingin dan kloset di pintu sebelah. Meja di ruang makan terbuat dari kaca tebal dan kursinya dari kayu. Di dapur tersedia lengkap peralatan memasak dan cerobong untuk mengalirkan panas atau asap saat memasak.

Lantai dua.

Ibu dan anak tangga terbuat dari kayu. Di tangga, di lantai satu-setengah, dipajang foto keluargaku. Berlantai kayu, lantai dua terasa lebih luas karena hanya terdiri dari dua kamar anak, satu kamar pembantu, dua kamar mandi, balkon, dan tempat menjemur. Material kayu terlampau lezat untuk dilewatkan. Warna cokelatnya yang menenangkan dan rasanya yang hangat saat diinjak merupakan kesenangan pribadi. Dua kamar anak ini harus dibuat senyaman mungkin, begitu pula dengan kamar pembantu. Aku sangat menghormati mereka yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Aku tak mau ada hiasan yang aneh-aneh seperti patung binatang atau lukisan tidak jelas. Aku mau rumahku kaya dengan lafazh Allah dan Muhammad.

Kira-kira seperti itulah gambaran umum rumah masa depan. Lebih detailnya izinkan aku berdiskusi dengan istriku nanti. Akan sangat menyenangkan nanti berdua memilih dan membeli perabot rumah tangga seperti kulkas, TV, blender, telepon, kompor gas, gelas, lemari, pagar, kasur, kursi, wastafel, gagang pintu, gorden, dan lain-lain. Ace Hardware dan Index mungkin tujuanku. Hehe.

Honda menegaskan agar jangan takut untuk bermimpi. Ekstra energi itu timbul dari niat dan mimpi. Perjuangan dimulai dari sekarang, Bung!

Seperti apa rumah masa depan Anda?

Selasa, September 13, 2011

Gitar

Tidak ada yang tidak tahu alat musik ini. Lekukan tubuhnya sangat seksi sehingga mayoritas perempuan menginginkan bentuk yang serupa. Layaknya sepakbola yang merupakan olahraga paling mendunia dan merakyat, gitar demikian dalam hal alat musik, pikirku.

Pemainnya beragam, mulai dari pinggir jalan hingga sekelas konser. Gitar ini fleksibel karena bisa berasimilasi dengan berbagai macam jenis aliran musik mulai dari dangdut, R&B, pop, jazz, hingga metal. Tidak hanya petikan, pukulan pun bisa dilakukan untuk menghasilkan bunyi.

Ceritanya, aku les gitar klasik mulai kelas enam SD. Dulu aku masih lugu, ayah dan ibu yang mendaftarkanku, aku ikut saja. Ternyata les berlangsung hingga aku kelas dua SMA. Sekitar lima tahun. Cukup lama, ya?

Dulu les dilaksanakan seminggu sekali dan setiap pertemuan hanya setengah jam. Seingatku bayarnya mahal juga. Guruku bernama Kak Banu, seorang musisi sejati, beda lah dengan diriku yang hanya ikut kehendak orang tua waktu itu. Tetapi aku bersyukur aku les gitar klasik. Aku jadi bisa baca not balok dan diajarkan teknik tertentu.

Seiring meningkatnya jam terbang bermain alat musik, dalam hal ini gitar, aku semakin sadar kalau musik ini bukan bidangku. Kenapa? Otakku tidak bisa sinkron dengan nada-nada. Tidak ada feeling bahasa campur aduknya. Beda dengan teman-temanku seperti Awan Wibisono, Handal Prahamadhanno, Fadhillah Akbar, Reza Harevi, Ian Sofian, Jeisen Frederik, Adrian Firdaus, dan lain-lain.

Gitar itu teman yang pas. Dia paling mengerti kondisimu. Walaupun aku tidak ada feeling dengan gitar, tetap dia adalah sobatku. Berikut aku persembahkan satu buah lagu berjudul Choros kepada para pembaca. Maksimalkan volume dan selamat menikmati. Maaf jika jelek secara permainan maupun rekaman. Maklum, tidak ada feeling dan kamar-kost-quality.



I don't sing.
My guitar does.

Senin, September 05, 2011

Jilbab

Jilbab adalah salah satu fenomena yang unik. Di Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga perempuan mengenakan jilbab itu biasa saja. Di negara dimana Islam merupakan minoritas, aku yakin perempuan berjilbab mau tidak mau terlihat berbeda dan (mungkin) menjadi pusat perhatian.

Di dalam buku ini, penulis (Quraish Shihab) membentangkan pendapat dari ulama-ulama terdahulu yang terkesan ketat dan pendapat dari cendikiawan kontemporer yang terkesan longgar.

Wajar terjadi keragaman, karena itu merupakan ciri dari redaksi al-Qur'an dan hadits yang memang dapat menampung aneka pendapat. Mengemukakan lebih dari satu pendapat berarti memberi alternatif-alternatif semuanya bisa ditampung oleh kebenaran sehingga mempermudah umat melakukan aktivitas yang dibenarkan oleh agama.

Islam mengajarkan pengikutnya untuk menggunakan potensi akal. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama universal yang mampu berinteraksi dengan seluruh manusia tanpa mengenal waktu dan tempat.

QS. an-Nahl [16]: 44
"Dan Kami menurunkan kepadamu al-Qur'an, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan."

Pakaian selain terkait dengan kebutuhan juga terkait dengan keindahan. Tetapi, apakah keindahan itu? Dulu kegemukan merupakan pertanda kesejahteraan hidup dan digemari oleh wanita. Sekarang wanita berlomba-lomba tidak makan dan minum agar tampak ramping dan kurus. Demikianlah definisi keindahan yang berubah-ubah antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain dan juga terkait dengan perkembangan zaman.

Agama Islam menghendaki pemeluknya untuk berpakaian semestinya atau paling tidak memiliki fungsi terpenting, yakni menutup aurat. Mulai dari sini timbullah perdebatan mengenai batas aurat wanita dan pria.

Tidak usah munafik, sedikit senyuman atau betis yang terungkap dari seorang wanita bisa menimbulkan pikiran yang bermacam-macam bagi seorang pria. Oleh karena itu Islam memberikan batasan. Agama tidak memerintahkan untuk membunuh nafsu, tetapi untuk mengendalikannya.

Setiap manusia pasti menyadari ada hal-hal yang menimbulkan rangsangan bagi pria dan wanita, baik bagian tubuh tertentu, ucapan, ataupun perbuatan. Hal tersebut sangat rawan dan bisa berujung pada hubungan seksual sehingga diperlukan suatu aturan khusus. Hal yang rawan tersebut dinamakan aurat.

Jangan berkata bahwa Anda dapat menjaga diri. Sekian orang malah terjerumus setelah mengatakan demikian. Bukankah kecelakaan dapat terjadi walaupun kita sudah menyetir dengan hati-hati?

*

Al-Qur'an tidak menyebutkan secara jelas dan rinci batas-batas aurat, makanya timbul perbedaan pendapat. Ulama-ulama masa lalu terbagi menjadi dua dalam hal batasan aurat wanita. Yang pertama yang mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat dan yang kedua mengecualikan muka dan telapak tangan. Ada beberapa ayat dalam al-Qur'an yang dijadikan rujukan. Ayat-ayat tersebut dipahami berbeda oleh kedua kelompok dan dijadikan dasar suatu ketetapan ulama. Berikut rujukannya, sila cek sendiri di al-Qur'an milikmu.

QS. al-Ahzab [33]: 53
QS. al-Ahzab [33]: 59
QS. an-Nur [24]: 30-31
QS. al-Ahzab [33]: 32-33
QS. an-Nur [24]: 60

Di buku ini dijelaskan perbedaan pendapat ulama di setiap ayat. Rasanya terlalu panjang untuk dibahas di sini dan aku sendiri belum menjamin diriku mengerti. Baca sendiri saja ya bukunya. Hehe.

Selain al-Qur'an, para ulama juga merujuk ke hadits. Redaksi al-Qur'an dipastikan tidak disentuh sedikit perubahan pun. Ayat al-Qur'an disampaikan Malaikat Jibril ke Nabi Muhammad persis sama dalam lafazh (ucapan) dan maknanya hingga sekarang. Sedangkan hadits, walaupun telah disepakatai keshahihannya, masih bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda.

Penulis cenderung mengacu kepada kelompok kedua.

Suka tidak suka, diakui atau tidak, wanita cenderung untuk berhias. Terlebih lagi zaman sekarang, tidak bisa masuk logika wanita yang menghalangi mereka berhias apalagi dalam batasan yang masih dibolehkan oleh agama.

Dengan wanita tampil seluruh tubuhnya tertutupi pakaian hitam longgar, hanya dua bola mata yang terlihat, tidak jarang ditutupi kacamata hitam, mereka seperti hantu yang sedang berjalan. Maka musnahlah fungsi hiasan atau keindahan dalam pakaian. Demikian menurut penulis dan aku sepakat.

*

Cendikiawan kontemporer juga terbagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama
Kelompok ini mengemukakan pendapatnya tanpa acuan dalil manapun dan merupakan subjektivitas semata. Kelompok ini sangat ditentang oleh para ulama.
"Hijab (pakaian tertutup) telah menutup keterlibatan wanita dalam berkegiatan. Menutup atau telanjang, menjadikan wanita sebagai jasad semata. Saya, ketika menutup badan saya, maka itu mengandung arti bahwa saya adala fitnah (penggoda/perayu). Saya adalah akal dan bukan jasad yang mengundang syahwat atau rayuan."

Kelompok kedua
Berpendapat mengacu pada ulama terdahulu namun tidak mendapat dukungan dari ulama yang menganut paham ulama-ulama terdahulu.

*

Masalah batas aurat wanita tidak harus menimbulkan tuduh menuduh apalagi kafir mengafirkan. Disepakati dalam Forum Pengkajian Islam IAIN Syarif Hidayatullah Maret 1988: "Tidak menunjukkan batas aurat yang wajib ditutup menurut hukum Islam, dan menyerahkan kepada masing-masing menurut situasi, kondisi, dan kebutuhan."

Di bagian penutup penulis menganjurkan pemakaian jilbab sesuai dengan pendapat mayoritas ulama, apalagi pemakainya sama sekali tidak terhalangi untuk melakukan kegiatan positif di manapun dan untuk kepentingan siapapun.

*

Quraish Shihab mengatakan menganjurkan, bukan mewajibkan sehingga hal ini pula yang menimbulkan polemik.

Aku juga mau berpendapat. Tetapi jangan jadikan ini sebagai acuan, ilmu agamaku tidak sebanding dengan para ulama. Menurutku jilbab wajib hukumnya dikenakan oleh wanita muslimah. Aurat dari seorang wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.

Pun sudah memakai pakaian wanita muslimah, tolong jangan yang ketat juga. Lekuk tubuh kalian itu sangat mengundang pikiran kotor. Dan yang sering terabaikan adalah bagian leher. Bagian itu sering terungkap, sengaja atau tidak sengaja.

4 September adalah hari hijab internasional. Pesan seorang temanku kepada seluruh wanita muslimah adalah sebagai berikut:
"Semoga para muslimah saling peduli dan saling mengingatkan ketimbang merasa benar sendiri."

Subjektifku, kalian indah dengan jilbab itu.

Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyenangi keindahan.

Sabtu, Agustus 27, 2011

Epilogue by Hiccup

"But size isn't everything. However small we are, we should always fight for what we believe to be right. And I don't mean fight with the power of our fists or the power of our swords. I mean the power of our brains and our thoughts and our dreams."

Hiccup Horrendous Haddock the Third
How to Train Your Dragon Book 3: How to Speak Dragonese

Jumat, Agustus 26, 2011

Enam Hewan

Hadits Qudsi.

Enam hewan sedang berada dalam sebuah perbincangan. Mereka adalah Sapi, Kambing, Ayam, Kucing, Anjing, dan Babi.

Sapi selaku hewan terbesar di sana berkata bahwa dialah yang paling mulia di antara yang lain. Seluruh tubuhnya bisa dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari kulit, daging, tulang, hingga susunya. Saat kurban, satu ekor sapi bisa mewakili tujuh manusia. Kambing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Sapi.

"Kau benar. Saat kurban aku hanya bisa mewakili seorang manusia. Walaupun demikian aku tetap membawa keberkahan untuk manusia. Kulit, daging, tulang, dan susuku bermanfaat untuk manusia walaupun tidak sebesarmu, Sapi. Rasulullah pernah meminum susuku saat dia kehausan", tegas Kambing. Ayam sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Kambing.

"Daging dan telurku bermanfaat untuk manusia. Bahkan saat seorang ingin berkurban namun dia tidak memiliki uang yang cukup, dia diperbolehkan menyembelih ayam. Setidaknya aku halal dan tidak najis buat manusia", tegas Ayam. Kucing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Ayam.

"Dagingku memang haram dimakan manusia tapi aku tidak najis. Manusia suka padaku. Mereka memangkuku, membelaiku, bahkan tidur bersamaku. Aku senang dengan hal itu. Dulu, aku sempat tidur di atas sorban Mustofa. Mustofa ingin solat dengan sorbannya namun dia tidak tega mengusikku. Sejak saat itu Rasulullah menjuluki Mustofa dengan Abu Hurairah (Bapak Kucing)", tandas Kucing. Anjing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Kucing.

"Dagingku haram dan air liurku najis tapi aku tetap memiliki manfaat untuk manusia. Penciumanku tajam, aku membantu manusia mengendus sesuatu yang dibutuhkan. Lariku kencang, aku membantu manusia berburu. Saat hewan buruan aku gigit, walau hingga tewas, buruan itu terhitung halal untuk manusia. Tubuhku kekar, aku menjaga kediaman manusia dari pencuri dan perampok", tukas Anjing. Babi sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Anjing.

"Dibanding kalian semua, akulah makhluk yang paling hina. Aku tidak berkontribusi sekecil apapun buat manusia. Dagingku haram dan haram manusia menyetuh kulitku. Tak apa pikirku, ada yang lebih menyedihkan dariku", ketus Babi.

Kelima hewan yang lain penasaran.

"Siapa dia? Sampai kau bohong akan kutabrak kau!", tegas Sapi.
"Akan kutanduk jika kau berbohong!", tegas Kambing.
"Patukku singgah di kulitmu saat kau berdusta!", tegas Ayam.
"Cakarku tidak akan segan menggores tubuhmu!", tegas Kucing.
"Gigitanku maut!", tegas Anjing.

"Dia adalah manusia yang melalaikan solat dan tidak mau memaafkan sesamanya", bisik Babi.

*

Kurang lebih kayak gitu. Data sekunder yang diambil saat khutbah solat Jumat di Masjid Baiturrahman, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Mari dirikan solat dan saling memaafkan.
Baiklah.

Rabu, Agustus 24, 2011

Logika Luntur

Aku menikmati saat-saat diriku bersimpuh di hadapan-Nya. Dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif memang. Tidak boleh ada keributan berarti dalam radius, katakanlah, 50 meter. Secara logika, adalah sebuah ketololan yang maha dahsyat ketika aku mengadu dan menangis ke sesuatu yang tidak tampak, bahkan bukan manusia.

Logika luntur.

Rasa itu terlampau nikmat. Dengan penuh cita, aku berharap sesuatu yang tak tampak ini memberikan reaksi. Aku tak mau jadi manusia penjilat layaknya peribahasa 'habis manis, sepah dibuang'. Penghambaan ini adalah rasa syukur. Nikmat dari-Nya tiada batas sehingga (seharusnya) peribahasa kolot itu tidak berlaku. Strata penghambaan harus berubah dari kewajiban menjadi kebutuhan. Di akhir pertapaan, aku berharap bisa menyebut nama-Nya dan utusan-Nya saat Izrail datang menjemputku, berpindah alam, berpindah ke kehidupan selanjutnya yang aku yakin ada. Entah aku akan bertransformasi menjadi atau seperti apa.

Logika luntur.

Bahu Tuhan adalah bahu terbaik untuk bersandar.

Selasa, Agustus 23, 2011

Cakarlangit


Cakarlangit adalah nama angkatan gue, Teknik Sipil ITB 2008. Dibandingkan dengan TK, SD, SMP, atau SMA, maka masa kuliah adalah masa yang paling menorehkan sejuta cerita, menurut gue. Gue digodok lahir dan batin di ITB ini. Gak kerasa kira-kira setahun lagi kami akan mulai menempuh jalan hidup masing-masing. Tiga tahun gue bersama kalian, Cakarlangit! Dan itu indah. Raga boleh pisah, tetapi jiwa tetap satu!


Mars Cakarlangit!


Kokoh

Selalu kuat
Selalu teknik sipil ITB
Berjayalah dan bersatulah dua ribu delapan

Satukan asa
Menggapai cita
Untuk Indonesia
Bersama Ganesha
Membangun nusa
Memajukan bangsa

Saat engkau lelah

Janganlah mudah menyerah
Jangan engkau ragu
Kami s'lalu bersamamu

Kokoh
Selalu kuat
Selalu teknik sipil ITB
Berjayalah dan bersatulah s'lalu, Cakarlangitku!

Naskah asli (fotokopian sih) Mars Cakarlangit:

Video Mars Cakarlangit saat buka bareng 19 Agustus 2011 di Ruang ALSI:



Keep in touch, Fellas!

Sabtu, Agustus 20, 2011

19 Agustus 2011

Hari ini tidak biasa.

07.30
Aku sudah bangun dari pukul 6 pagi. Beberapa orang aku tanya via SMS apakah hari ini masuk pukul 07.00 atau 07.30. Jawabannya adalah 07.30. Sulit beranjak dari kasur apabila kuliah dimulai sepagi ini. Dua pesan singkat masuk, 'Bro, kuliah, Bro' dari Andi dan 'Gan, Pak Harmein udah ada' dari Almira. Aku tepat akan berangkat saat membaca kedua pesan singkat itu. Toleransi telat 15 menit, aku menggowes sepedaku sekuat tenaga mengingat Simpang Dago yang (pasti) macet.

07.40-09.00
Kuliah evaluasi dan pemeliharaan prasarana transportasi oleh Pak Harmein. Di luar dugaan, ilmu perkerasan adalah ilmu yang menarik. Banyak fakta menarik di balik jalan (perkerasan) yang senantiasa kita lewati setiap hari. Semakin semangat dengan kuliah transportasi! Ternyata, jalan di Indonesia belum dirancang tahan gempa. Perkerasan bandara saja yang mempertimbangkan aspek percepatan gempa agar pesawat tetap bisa mendarat selamat setelah terjadi gempa di landasan pacu.

09.00-11.00
Kuliah rekayasa struktur yang bertujuan mengevaluasi dan merancang bangunan tahan gempa. Kuliah hari ini membahas respons spektra lebih detail.

11.00-11.30
Pinjam kunci pas di sekretariat GB (Ganesha Bicycler) untuk mengganti pedal lama dengan pedal baru yang sudah kubeli dua bulan yang lalu. Sehabis itu main ping-pong melawan Rendy dan aku menang 21-15. Yes!

11.30-12.30
Sholat Jumat.

12.30-13.00
Main ping-pong, kali ini double. Aku bersama Rendy melawan Renard dan Tian. Menang tipis 22-20. Yes!

13.00-15.00
Kuliah metoda dan peralatan konstruksi (MPK) membahas bagaimana suatu peralatan memiliki tenaga untuk melawan tahanan (resistance) bergerak berupa gesekan dan kemiringan. Banyak aspek yang dipertimbangkan, seperti: berat, suhu, jenis ban, ketinggian tempat kerja, kecepatan, dan lain-lain.

15.00-17.30
Rentang waktu ini agak absurd. Aku melaluinya bersama seorang Dhimas Satria Pinilih. Aku memang merencanakan mengobrol bersamanya membahas tes IELTS, eh obrolan ini malah semakin jauh. 'Gan, kita ngobrolnya di mobil aja. Aing mau balik dulu', ucapnya. Aku mengiyakan tanpa pikir panjang. Di tengah jalan barulah aku tersadar untuk bertanya mengapa dia ingin pulang ke rumah. Jawabnya, 'Semalem aing makan kripik pedes, sekarang mules euy. Mau boker di rumah'. Asem! Rumahnya di daerah Arcamanik yang notabene s-a-n-g-a-t-j-a-u-h dari ITB. Kampret nih orang.

Apa daya situasi dan kondisi berkata lain, jalanan di Bandung sore itu luar biasa macet. Sekitar pukul 16.30 kami baru sampai di Jalan Belitung. Akhirnya dia memutuskan untuk mengeluarkannya di WC gedung terdekat. Di tengah kemacetan yang benar-benar diam, Dhimas keluar dari mobil dan aku diminta yang menyetir. 'Lu muter aja, Gan. Nanti jemput gue'. Kampret nih orang.

Ambil hikmahnya, kami saling bertukar pikiran selama di mobil. Kami berbicara mengenai studi S2, kultur budaya negara barat, kerja, keluarga, bahkan asmara. Gak salah deh 'mengantar' dia buang air. Haha. Emang kampret nih orang.

17.30-20.30
Buka bersama angkatanku, teknik sipil ITB 2008, Cakarlangit! Acara diadakan di ruang ALSI. Aku salut dengan ketua angkatanku yang rela mengatur segala hal agar buka puasa bersama ini bisa berlangsung. Ya, tidak terasa, Insya Allah setahun lagi kami akan lulus, mencari peruntungan masing-masing demi hidup yang lebih baik. Aku terharu saat beberapa orang berbicara di depan mengemukakan pendapat tentang angkatanku ini.

Ada doorprize kecil-kecilan-lucu-lucuan yang memang sudah disiapkan. Setiap pasang mata tertuju pada layar putih di mana proyektor menyorot sinarnya. Semacam software untuk mengundi, bagi yang NIM-nya keluar, dia berhak mendapatkan hadiah. Ada 12 macam hadiah. Di penghujung acara, kami berfoto 'rusuh' lalu berdoa agar selalu diberikan yang terbaik. Acara diakhiri dengan mars angkatan!

20.30-22.00
Leha-leha di himpunan. Main ping-pong melawan Adhys dan menang 21-18. Yes!

22.00-00.10
Forum massa, namun aku dan Icang malah merancang parkiran sepeda yang rencananya akan dibiayai oleh program studi. Semoga berhasil.

00.15-00.25
Pulang ke kosan naik sepeda. Dingin parah! Jalan Dago ramai dengan polisi yang menertibkan geng motor. Alhamdulillah aku aman dan sentosa.

00.25-00.45
Makan mi goreng kornet telor dadar dan minum susu jeruk di Layeut Tubagus, seberang Alfa Mart, samping Nasi Goreng Dona.

00.45-02.00
Leha-leha, ngenet, dan menulis tulisan ini.

Semoga selalu dalam lindungan Allah!

Rabu, Agustus 17, 2011

Kalimantan Timur Bercerita

Dua bulan di Kalimantan, tepatnya Kalimantan Timur, bukan berarti kosan-kantor saja. Kami, Geng OJT (On The Job Training) Total ITB 2011 melakukan ekspedisi ke berbagai pelosok Kaltim. Bisa dibilang semua kawasan wisata sudah kami libas, dengan modal ala mahasiswa tentunya, ala kadarnya! Berikut jepretannya, pictures tell everything, selamat menyimak!

1. Hutan Bengkirai, 2 Juni 2011
Berada di kilometer 38, artinya 38 kilometer dari kota Balikpapan lalu setengah jam perjalanan lagi masuk ke pelosok. Yang menarik dari hutan ini adalah adanya jembatan kanopi yang menjulang tinggi di angkasa, sekitar 40-50 meter di atas permukaan tanah. Luar biasa berada di atas sana, perasaan takjub dan takut menjadi satu.

2. Dome dan Caribbean Water Park, 3 Juni 2011
Dome itu seperti JHCC-nya Jakarta di Balikpapan. Biasa digunakan untuk acara pameran atau konser. Caribbean Water Park adalah wahana bermain air, cukup menyenangkan untuk melepas penat. Ada sebuah perosotan yang luar biasa curam dan bisa menggeser jantung sebesar 3cm. Haha. Pada hari itu kami mencoba Bubur Manado. Aku tidak suka. Semuanya dicampur menjadi satu. Tak apa lah demi sebuah pengalaman.

3. Teritip dan Penangkaran Buaya, 4 Juni 2011
Teritip, deretan pantai sebagaimana biasanya. Yang spesial adalah penangkaran buaya! Setiap orang harus merogoh kocek 10 ribu rupiah untuk masuk. Di dalamnya banyak buaya (ya iya lah) yang dikelompokkan berdasarkan umur. Bahkan dijual sate buaya! Yang paling menarik adalah tangkur buaya (penis) yang dipercaya meningkatkan vitalitas kaum adam. Mau beli, eh?

4. Penajam, 5 Juni 2011
Jalur laut lebih singkat daripada jalur darat untuk mencapai Penajam. Dari pelabuhan, kami naik kapal cepat (speet boad, eh? atau speed boat?). Ekspektasi berlebih berdampak pada kekecewaan. Tidak ada snorkeling, tidak ada pasir putih, maupun laut biru. Penangkaran rusa yang kami tuju dengan menyewa angkot. Perjalanan sangat lama, sekitar satu jam dari pelabuhan Penajam. Sesampainya kami disuguhi oleh hamparan padang rumput dan banyak rusa. Banyak sekali. Sayangnya penangkaran ini seperti tidak dikelola, mau masuk ya masuk saja.

5. Penangkaran Beruang Madu, 11 Juni 2011
Tempat ini menarik karena bukan sekedar penangkaran tapi ada galeri yang menjelaskan beruang secara umum dan mudah dicerna. Ciri khas beruang madu adalah berwarna hitam gelap dan lidahnya sangat panjang loh!

6. Hutan Mangrove, 18 Juni 2011
Berjalan di atas struktur kayu untuk mengitari kawasan hutan bakau yang luas. Tidak ada tiket masuk. Gratis! Yang aku ingat adalah pulangnya kami ber-14 di dalam satu angkot. Haha.

7. Samarinda, 3 Juli 2011
Aku ingat sekali hari itu adalah hari Minggu dan satu kosan bangun pukul 12 tengah hari. Sambil menguap, kami saling bertanya akan ke mana hari ini. Tololnya jawaban yang dipilih secara mufakat adalah Samarinda, 3 jam dari Balikpapan dengan mobil. Untung ada Ridho yang memang tinggal di Balikpapan dan memiliki mobil. Berangkat lah para mahasiswa tengil ini. Sampai pukul 4 sore, kami ibadah Ashar di Islamic Center. Luas, nyaman, dan wah! Sebelum pulang kami bersantai di tepian Mahakam lalu makan nasi goreng yang khas! Sampai lagi di Balikpapan pukul 10 malam dan besoknya ke kantor. Dasar mahasiswa.

8. Tenggarong, 9 Juli 2011
Tenggarong adalah masif! Hal ini karena kami ber-24, iya dua-puluh-empat, menyewa bus untuk pulang pergi Balikpapan-Tenggarong. Museum dan Pulau Kumala adalah tujuan inti kami. Sialnya sedang ada Festival Erau sehingga museum tutup. Di samping museum ada makam raja-raja Kutai. Pulau Kumala adalah pulau buatan di Sungai Mahakam sehingga pengunjung harus naik kapal cepat melintasi Sungai Mahakam. Mungkin niatnya seperti Dufan di Jakarta namun tidak kesampaian. Tidak rugi adalah naik Sky Tower di Pulau Kumala. Menara yang bisa dinaiki banyak orang lalu berputar 360 derajat di atas untuk menikmati pesona Tenggarong dan Mahakamnya. Sorenya kami mengunjungi stadion yang dalamnya memang luar biasa!

9. Engineering Family Day, 24 Juli 2011
ENG Family Day adalah konyol. Mentor mengeksploitasi sumber daya OJT untuk 'membantu' keberjalanan acara, mulai dari menjaga stand lomba untuk para bocah, hingga menari bukan Saman di atas panggung. Semoga kalian tidak melihat video naas itu. Haha.

10. Bontang dan Beras Basah, 16-17 Juli 2011
Aku mengetik 'Pulau Beras Basah' menggunakan mesin pencari google lalu keluar gambar-gambar jumawa. Pasir putih dan laut biru. Untuk mencapai pulau itu, kami ke Bontang dulu, 6 jam perjalanan dari Balikpapan. Biasa, pakai mobil Ridho. Hehe. Untungnya ada temannya temanku yang sedang kerja praktek di PT. Badak NGL sehingga kami bisa menginap semalam di mess PT. Badak. Alhamdulillah gratis. Keesokan paginya, kami berangkat ke pelabuhan yang memang dimiliki oleh PT. Badak. Naik kapal cepat (gratis lagi!) selama 15 menit maka tibalah kami di Pulau Beras Basah. Beras Basah adalah pulau kecil yang bisa dikelilingi dengan berjalan selama 10 menit. Indah euy! Patut dicoba!

Dua bulan yang menorehkan banyak cerita.
Tak akan pernah kulupa slogan kota Balikpapan.
Kubangun, kujaga, kubela.

Senin, Agustus 01, 2011

ENG-PJC

Sebagian besar masa kerja praktek dihabiskan di kantor Total di Jalan Yos Sudarso atau lebih dikenal dengan Jalan Minyak. Sebut saja Geng Astek, karena kami ngekos di Gang Astek, yang setiap paginya berangkat ke kantor naik angkutan kota. Perjalanan kosan-kantor biasa ditempuh selama kurang lebih 20 menit. Kantor Total Balikpapan tidak seperti kantor di Jakarta. Area kantor Total Balikpapan sangat luas sehingga bangunan tidak dibangun secara vertikal melainkan horizontal.
Aku ditempatkan di divisi engineering, departemen project. Secara tertulis, mentorku adalah Pak Firdauzi tapi aku juga sering dibimbing oleh Pak Satya dan Pak Fikri. Pak Firdauzi adalah sipil ITB '99, beliau adalah mantan ketua kaderisasi yang sekarang memegang jabatan contract manager sedangkan Pak Satya (sipil ITB '00) dan Pak Fikri (fisika teknik UGM) adalah project engineer. Tiga orang ini yang sering berinteraksi denganku di kantor.

Pak Firdauzi. Perawakannya besar dan tegas. Aku pernah 'terjebak' di Handil selama 11 hari karena laporan yang masih belum detail, masih seperti salesman katanya. Pernah juga pernyataanku dibilang 'totally rubbish' karena tidak didukung dengan data yang akurat. 'No prove, no respect' juga pernah beliau lontarkan. Pedas dan tajam tapi justru itu yang membuatku tersadar kalau dunia profesional sangat berbeda dengan dunia yang belum profesional, sebut saja dunia kuliah. Di sisi lain, aku sangat menghormatinya. Seorang contract manager mau saja menerima anak KP yang kerjaannya bisa dikatakan hanya nyampah, tidak berkontribusi ke perusahaan sama sekali. Apa lagi kalau bukan bakti almamater?

Atas adalah Pak Satya dan bawah adalah Pak Fikri. Mereka ini seperti bumbu bawang putih di nasi goreng. Pertama kali jumpa dengan Pak Fikri, pakaiannya tidak seperti orang kantoran: Polo shirt, bando, dan sepatu puma striping hijau. Impresi pertama bertemu Pak Satya adalah orang yang galak dan sewot tapi semua itu sirna jika sehari-hari sudah bersama beliau. Pak Satya adalah orang yang ngebanyol kerjaannya. Haha.

Selain mereka bertiga masih ada beberapa orang lagi:
Pak Wahyu, Pak Rohadi, Pak Heru, Pak Chris, Pak Pranar, Mbak Nurul, dan Mbak Nunu.

Selain teknis, aku juga belajar hal-hal non-teknis seperti gambaran dunia kerja, S2, menikah, dan berkeluarga. Intinya lakukan pekerjaan yang kamu suka dan semua sudah digariskan oleh Allah SWT. Terima kasih pisan, ENG-PJC!
Cintai bumi!
Eh?

Sabtu, Juli 30, 2011

Bukan Saman

ENG - FAMILY DAY
Le Batakan Beach Club
Balikpapan, 24 Juli 2011

Engineering Family Day adalah sebuah kegiatan rutin sekali tahun yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahim divisi engineering di Total E&P Indonesia. Divisi engineering terbagi lagi menjadi beberapa departemen seperti PJC (project), PRO (process), STD (study), MTH (method), CST (construction), dan SVC (service).

Setiap departemen memiliki tema dan harus tampil di atas panggung. Kebetulan aku kerja praktek (KP) di ENG - PJC bersama seorang ITB dan dua orang ITS. Tema yang kami dapatkan adalah 1920s (baca: nineteen twenties). "Pokoknya anak KP yang harus tampil, kalau enggak, kalian enggak lulus", ucap mentor kami. Kostum sudah jelas, kami akan tampil layaknya mafia tapi masih bingung harus tampil seperti apa. Entah bisikan dari siapa, diputuskan untuk menari (bukan) saman.

Video tells everything:


Kami mahasiswa KP OJT
Kami KP di ENG-PJC
Kami tampil di sini, disuruh sama bos kami
No, no, no, no, no, no, no, no, no, no

Engineering family day
Setahun sekali
Bos kami malah pergi liburan

Gaji satu koma tiga
Ditambah laporan
Lengkaplah penderitaan kami

Kami mahasiswa KP OJT
Kami KP di ENG-PJC
Kami emang keren banget
Tapi si Bos juga keren
ENG-PJC memang paling oke

Selasa, Juni 28, 2011

Protection Frame

Aku pergi ke Handil (sekitar 2 jam dari Balikpapan) untuk menjalankan sebuah misi dari Bos Mentor: Mengevaluasi instalasi protection frame. Singkat cerita, protection frame adalah sebuah modul tambahan yang dipasang untuk melindungi sumur baru dari tumbukan kapal. Ada beberapa masalah saat pemasangan modul ini dan itulah bahan evaluasi.
Berdiskusi dengan narasumber dan survey langsung ke lokasi (yard dan lepas pantai) sudah dilakukan sebagai input data. Setelah itu, laporan dibuat dan dikirim lewat surat elektronik untuk diperiksa oleh Bos Mentor.

"Kuy,

Nice try tapi masih belum keliatan engineernya. Baru 2 halaman yang diliat sudah 5 major comment. Kesimpulannya, “ternyata kerja jadi engineer itu susah”. Not good enough, harusnya kalian bisa nangkep typical komentar saya untuk halaman-halaman berikutnya. Tolong tunjukkan kemampuan teknis anak ITB. “NO Prove, NO Respect”. Pelajaran awal untuk kalian dalam dunia profesional. Selama kalian belum bisa mendeliver report seperti bagaimana seharusnya engineer berpikir, kalian masih harus belajar sendiri di Handil.

Thanks"


Bos Mentor adalah sipil ITB angkatan '99. Dia juga ketua kaderisasi pada tahun 2001. Untuk ukuran pembimbing KP, beliau sangat peduli dengan anak-anak OJT (On the Job Training). Keras memang tanggapan dari beliau tapi itu justru adalah cambuk semangat.

Life's hard and must go on.

Sabtu, Juni 25, 2011

Angkot dan Bayi

Senin, 13 Juni 2011

Pagi itu biasa saja di Balikpapan. Empat orang yang sudah mandi dan berpakaian rapi, siap untuk berangkat ke kantor. Aku, Ari (Sipil '08), Andrew (Mesin '08), dan Ganies (Tekim '08). Dari kosan ke kantor hanya sekali naik angkot. Kami berjalan ke jalan raya untuk memberhentikan angkot.

Angkot pertama datang dan hanya muat untuk dua orang lagi. Ari dan Ganies yang naik. Aku dan Andrew harus menunggu angkot berikutnya. Tak sampai lima menit, angkot pun tiba. Sebagai informasi, angkot di Balikpapan tidak seperti angkot di Jakarta atau Bandung. Konfigurasi tempat duduknya tidak menyamping melainkan ke depan seperti travel Cipaganti. Jalan lah angkot yang kunaiki itu.

Beberapa saat kemudian, angkot ke pinggir untuk menaikkan penumpang. Di sini segala keanehan hari bermula. Dua orang yang naik, laki-laki dan perempuan berumur sekitar 30-an. Sebut saja mereka dengan inisial 'L' dan 'P' di blog ini. L menggendong P masuk ke dalam angkot. Mereka duduk di paling belakang. Aku berpikir kalau P sedang sakit. Dugaanku benar, "Klinik dekat Kebon Sayur, Pak. Agak cepat ya", ucap L ke supir angkot. Kebon Sayur adalah nama daerah di Balikpapan, jaraknya lumayan jauh dari tempat L dan P naik angkot.

Tiba-tiba terdengar suara 'DERRR'. P selonjoran di belakang angkot. P mulai mendesah. "Percepat, Pak, Sudah mau keluar", tegas L. Wah, P mau melahirkan lah. Aku tidak menyangka pasalnya, sepenglihatanku, perut P datar dan tidak menunjukkan kalau dia sedang hamil. L ternyata siaga (siap, antar, jaga). L sudah membawa sarung, kain, dan lain-lain. Andrew duduk tepat di samping selonjoran kaki P. Andrew diminta memasangkan sarung ke P. Aku yang duduk di samping Andrew hanya bisa menunjukkan rasa panik dengan diam, melotot, dan tangan kanan menutup mulut.

Kebon Sayur terlalu jauh, akhirnya diputuskan angkot melaju ke rumah sakit terdekat, RS Bhayangkara. Tanpa ragu-ragu, supir angkut menekan tuas gas lebih dalam. Untungnya, ada seorang perempuan lain di belakang. Dia membantu proses persalinan. Tak lama kemudian terdengar suara 'OEEKKK'.

Anak manusia itu lahir di dalam angkutan kota.

Aku tak melihat proses bayi itu keluar dari rahim sang ibu tapi, yang jelas, aku melihat bayi itu ketika dia sudah berada di luar (lantai angkot). Menurutku, bayinya cukup besar dan masih kemerah-merahan. Sesampainya di RS Bhayangkara, suster datang mengangkat bayi dan memotong tali pusar. Bayi itu dibawa masuk ke dalam rumah sakit, begitu pula dengan P dan L. Katanya bayi itu berjenis kelamin laki-laki. Akan tetapi masalah belum selesai. Lantai angkot dipenuhi dengan darah merah yang kental. Pak supir menyiramnya ke luar dengan botol air mineral.

Angkot kembali beroperasi sesuai dengan rute yang seharusnya. Sampai lah kami di depan kantor. Aku dan Andrew hanya bisa cengar-cengir.

Pagi yang menakjubkan! Wild Borneo!

No picture = Hoax? Potong lidahku jika aku berdusta.
Nantikan kisah Borneo selanjutnya!

Jumat, Juni 24, 2011

Cecoretan

Sigh, entah 'cecoretan' adalah kata yang baku atau tidak.

Kapanpun kita berusaha membuktikan diri bahwa kita punya kualitas tertentu, artinya kita belum memiliki kualitas tersebut. Itu kata Osho (via Reza Gunawan).

Mungkin kelebihan kita adalah kekurangan orang lain, bisa juga sebaliknya, kelebihan orang lain adalah kekurangan kita. Di mana poin saling menghargai jika kita selalu merasa yang paling hebat? Enek sekali rasanya ketika ada orang yang berpendapat bahwa seleranya yang paling baik.

Tidak usah dulu lah berkoar-koar bagaimana seharusnya negara, apalagi dunia, jika belum bisa menjaga tingkah laku diri sendiri. Aku ingat sekali pesan Aa Gym dulu. Sampai-sampai waktu SMP, saat aku menjadi ketua kelas, aku memasangnya besar-besar di dalam kelas. Ada yang ingat 3M?

Mulai dari diri sendiri.
Mulai dari yang kecil.
Mulai dari sekarang.

Orang pintar bisa gagal, orang hebat bisa jatuh, tapi orang yang mengandalkan kerendahan hati dalam segala hal akan selalu mendapatkan kemuliaan.

Sabtu, Mei 07, 2011

Jodi Firmansjah

SI-3211 Analisis Struktur II

Bagiku, sulit rasanya memahami kuliah struktur. Gaya dan momen terlihat tidak nyata dan tidak mau singgah di otak ini walau sebentar. Letih rasanya bergelut dengan pelajaran mekanika dan struktur.

Ah, peduli setan.

Kuliah Analisis Struktur II berisi bagaimana kita menganalisis suatu struktur dengan menggunakan metode matriks. Oleh karena itu, kuliah ini sering disebut 'anstrik' oleh para mahasiswa. Dalam kuliah ini, aku diajar oleh dosen yang bernama Jodi Firmansjah, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi di ketekniksipilan Indonesia, bahkan dunia.

Beliau selalu datang dengan Jaguar miliknya. Apapun yang Pak Jodi punya pasti terlihat elegan. Bahkan alas tetikus miliknya terlihat mahal. Haha.

Gawatnya, kuliah diadakan setiap hari Senin dan Selasa pukul tujuh pagi. Pak Jodi menetapkan toleransi telat 10 menit, lebih dari itu maka mahasiswa tidak boleh masuk. Oh, hebatnya semester ini. Aku selalu berusaha memerhatikan kuliah namun tetap saja aku tidak terlalu mengerti. UTS pun datang dan semua kacau balau. Entah apa yang ada di pikiran Pak Jodi, beliau menetapkan tidak ada UAS namun para mahasiswa dalam kelompok harus membuat atau memodifikasi program dengan Matlab lalu mempresentasikannya di depan kelas.

Singkat cerita, semua kelompok sudah mempresentasikan program dan tibalah akhir kuliah bersama Pak Jodi. Bagiku, saat itu sangat menyentuh. Aku bergeming sesaat selepas kuliah terakhir itu.

Otakku ini berusaha semakin global dalam berpikir. Aku kuliah dibiayai oleh orang tua. Uang kedua orang tuaku. Aku kuliah disubsidi oleh rakyat. Uang rakyat Indonesia. Aku kuliah diajar oleh dosen yang sangat mahir di bidangnya. Jasanya tak ternilai. Bahkan ada gosip kalau Pak Jodi tidak mau dibayar oleh ITB.

Seorang Jodi Firmansjah yang aku yakin saldo tabungannya bermilyar-milyar bahkan trilyun, rela menyempatkan dirinya untuk mengajar mahasiswa ITB. Proyek yang dikerjakan Pak Jodi sangat banyak dan bernilai sangat besar namun jika beliau egois, bisa saja rantai transfer ilmu dan nilai itu diputus.

Mahasiswa! Masihkah kita menyia-nyiakan perjuangan orang tua, rakyat Indonesia, dan orang tanpa pamrih seperti dosenku ini?

Luar biasa

"It's fun being around you. Pesan saya selaku senior, orang yang lebih tua, lakukan apa yang Anda suka dan be the best di bidang itu. Dulu setelah saya beres kuliah di Amerika, saya diminta Pak Habibie untuk mendesain Jembatan Barelang di Batam. Pak Habibie hanya tidur 4 jam setiap harinya dan beliau sehat-sehat saja. Maksud saya, biasakan tubuh ini untuk belajar dan membaca setiap harinya", ucap Pak Jodi.

Terenyuh

Lantas aku berpikir. Nanti apa yang bisa seorang Gandrie lakukan untuk dunia ini? Apa yang bisa kulakukan untuk Islam, untuk Indonesia, dan untuk keluarga? Aku merasa bobrok. Aku tidak punya sesuatu yang 'gue banget'. Kaliber milikku masih teramat kecil untuk melakukan sesuatu yang besar.

"Be the best di bidangmu", ucap Pak Jodi. Kalimat itu yang akan selalu aku ingat. Namun, sialnya, apa itu bidangku? Pertanyaan yang aku belum tahu jawabannya. Sejujurnya, selepas lulus dari teknik sipil ITB pun aku masih belum tahu mau ke mana.

Hal yang tersulit dalam hidup ini adalah menemukan jati dirimu sendiri.
Musuh terbesar dalam hidup ini adalah dirimu sendiri, hawa nafsumu sendiri.

Be the best di bidangmu. Apa bidangku?

Rabu, Maret 30, 2011

Identitas

Lebih baik aku lontarkan semua daripada kupendam sehingga batinku yang meledak. Aku tekankan bahwa blog ini adalah media luapan pemikiran dan perasaanku sehingga tidak ada yang berhak membenarkanku kecuali SARA memang tersinggung, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Baiklah, aku ingin mengungkapkan suatu hal. Dua kali aku mengalami hal ini, menyaksikan lebih tepatnya. Sang raja berkata kepada rakyatnya dalam sebuah pertemuan, "Di mana identitas kalian? Di mana identitas kerajaan kita?".

Bagiku, semua itu adalah omong kosong.

Kita berada dalam kerajaan yang sama. Ini internal kerajaan kita. Tak peduli rakyat memakai identitas kerajaan atau tidak, raja tidak perlu bertanya demikian karena seharusnya dia tahu kalau yang ada di hadapannya adalah rakyatnya. Rakyat yang sudah berusaha loyal kepadanya.

Komandan pernah menyerukan kalau kerajaan ini tidak dinilai dari simbol dan sejarahnya. Kerajaan ini ada di sini, di dada dan hati setiap rakyatnya. Aku tidak akan pernah lupa momen mengharukan itu.

Menurutku, identitas itu penting ketika rakyat berlaga di luar kerajaan. Berlaga untuk mengharumkan nama kerajaan yang ada di hatinya. Identitas itu penting agar kerajaan lain tahu kalau inilah kerajaan kami! Di sini aku mengatakan penting, bukan kewajiban.

Identitas itu tidak harus selalu melekat di tubuh rakyat, wahai raja.


*

Aku yakin beberapa orang setuju dengan pendapatku. Di sisi lain, ada juga beberapa orang yang tidak setuju. Itu hal yang biasa. Dunia ini tidak akan indah tanpa adanya perbedaan pendapat.

Jumat, Maret 18, 2011

Sepeda

Sepeda lagi, Sob!
"Gan, lu kan ada motor, kenapa malah naek sepeda?", tanya seorang temanku. Jawabannya adalah karena gue seneng bersepeda. Sesimpel itu kok.

Bisa dibilang harga modifikasi sepeda gue lebih mahal daripada harga sepeda gue saat dulu beli. Entah mengapa, enak aja ganti part yang satu dengan part lain yang spesifikasinya lebih bagus. Selain kenyamanan, part sepeda merupakan fungsi 'gaya'. Bergaya maksudnya. Kendalanya? Tahu lah. Duit, Sob. Haha. Satu-satunya part yang gak akan gue ganti adalah frame (rangka). Mengapa? Karena di dalam frame sepeda tersimpan nyawa, jiwa, dan memori bersepeda. Hehe.

Sepeda gue yang sekarang adalah Polygon Spy 3.0. Nanti sepeda ini bakal gue wariskan ke anak gue. Lalu gue akan beli sepeda baru, Polygon Cozmic CX 4.0. Sumpah cantik banget itu sepeda. Gue sedang tergila-gila dengannya. Akan tetapi harganya gak nahan, Sob. Berapa? 10 juta minus 100 ribu. Haha. Nih penampakannya, Gan:

Lalu sepeda gue yang sekarang akan gue pasangi boncengan depan belakang. Buat apa? Buat anak-anak gue nanti. Gue gonceng mereka pagi-pagi atau sore-sore keliling komplek. Manteb banget kan cita-cita gue? Sayang anak. Sayang anak. Haha. Nih gambarnya, Gan:

Dan gue menemukan sebuah video menarik tentang sepeda. Kejadiannya di Utrecht, sebuah kota di negeri kincir angin alias Belanda. Betapa semua orang bersepeda. Betapa lancarnya arus lalu-lintas. Kapan ya Indonesia bisa seperti itu? Mulai dari diri sendiri, kan?


Go! Go! Go! Gowes!
Salam gowes dan sebarkan cinta!

Kamis, Maret 17, 2011

Pokemon

Siapa yang tidak tahu dengan Pokemon?
Baiklah, sedikit banyak Pokemon sempat singgah di masa kecil gue. Dulu setiap hari Minggu pagi di sebuah stasiun televisi swasta ditayangkan satu episode Pokemon. Menurut gue asik banget kalau seperti dunia Pokemon. Gue berpetualang keliling dunia bersama Pokemon yang bisa jadi sahabat gue.

Pokemon tidak lepas dari kontroversi.
Sempat ada kontroversi tentang nama beberapa Pokemon yang diindikasikan mengandung arti bahasa Yahudi yang bisa mempengaruhi iman seorang Muslim. Ah, tapi menurutku selama pribadi Muslim itu bisa memfilter, tidak ada masalah mengikuti serial Pokemon.

Ada sebuah video yang berisi akapela dari lagu pembuka Pokemon. Putar, kocak aja menurut gue. Apalagi dua cowo yang tangannya banyak gerak itu. Haha.


Gambar juga ada yang kocak.

Dan Pokemon favorit gue adalah Squirtle!
Kura-kura biru dan bulat sepertinya menarik untuk dijadikan partner jika memang dia ada.
Squirtle! Hydro Pump!

Selasa, Maret 08, 2011

Teknik Sipil

Terkadang aku salut dengan teman-temanku yang sejak SMA sudah membulatkan tekad untuk masuk teknik sipil ITB. Alhasil, mereka dengan bangga mendapatkan titel mahasiswa teknik sipil ITB sekarang.

Sistem pendidikan di ITB mengharuskan mahasiswa baru untuk melewati TPB (Tahap Persiapan Bersama) selama satu tahun. Jadi, sebelum masuk ke program studi yang ilmunya lebih spesifik, mahasiswa baru digodok terlebih dahulu dengan kemampuan dasar seperti kalkulus, fisika, kimia, olahraga, tata tulis karya ilmiah, dan lain-lain.

Untuk masuk ke program studi teknik sipil, seorang harus memilih dan mendapatkan FTSL (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan) sebagai TPB-nya. FTSL sendiri terdiri dari tiga program studi: Teknik sipil, teknik lingkungan, dan teknik kelautan. Di akhir tahun pertama akan ada penjurusan untuk memilih salah satu di antara tiga program studi tersebut berdasarkan minat dan indeks prestasi.

Apa cerita seorang Gandrie?

Aku sadar bahwa aku tidak piawai dalam menyelesaikan soal fisika. Aku tidak suka dengan fisika. Kelas 2 SMA, aku mulai mencari informasi tentang perguruan tinggi mana yang cocok untukku meniti ilmu. Singkat kata, aku memilih teknik industri ITB. Pikiranku saat itu, jurusan teknik industri pasti akan sangat menarik karena menggabungkan ilmu teknik dengan bumbu manajemen untuk megoptimalkan suatu industri.

Aku membulatkan tekad untuk masuk ke teknik industri ITB.

Berarti aku harus masuk FTI karena jurusan yang aku inginkan ada di fakultas itu. Sejak awal kelas 3 SMA, sebuah poster bertuliskan "Teknik Industri ITB! Here I Come!" terpampang dengan megah di kamarku. Untuk masuk ITB, ada dua kesempatan yakni USM 1 dan USM 2. Tidak mau (lebih) memberatkan kedua orang tuaku tentang uang, aku hanya mengambil USM 2, terpusat, di Bandung, di ITB.

Aku hanya memiliki satu kesempatan.

Hidup adalah perjuangan benar-benar aku rasakan selama kelas 3 SMA. Belajar di tempat bimbingan hingga larut malam. Mengerjakan buku tes potensi akademik berkali-kali. Mengikuti try out berulang kali. Baiklah, soal USM sudah ada di hadapanku. Dua hari ujian saringan masuk itu berlangsung. Selesai USM, aku hanya bisa pasrah.

Penuh pengharapan aku memasukkan nomor registrasi apakah aku diterima atau tidak di ITB. Seandainya diterima, di fakultas apa? Pilihanku: FTI, FTTM, dan FTSL. Enter. Aku diterima, aku diterima di FTSL, bukan FTI. Perasaanku layaknya permen nano-nano saat itu. Manis, asam, dan asin, ramai rasanya, semuanya ada. Entah, aku sedih dan kecewa, namun juga senang.

Ibuku berkata bahwa semua keputusan ada di tanganku. Aku ambil FTSL itu. Di akhir TPB, aku memilih teknik sipil sebagai pilihan pertama. Aku sadar bahwa teknik sipil penuh dengan mekanika, fisika, dan teman-temannya itu. Teknik lingkungan ada biologi dan kimia, aku tidak suka. Teknik kelautan jauh lebih sulit menurutku. Oleh karena itu aku (lebih) memilih teknik sipil.

Benar saja, aku disuguhi dengan mata kuliah struktur yang penuh dengan gaya, momen, geser, dan lain-lain. Sungguh bukan diriku. Terus bertahan, aku melihat peluang ternyata ada bidang teknik sipil yang tidak menghitung jembatan dan bangunan tinggi itu. Ada ilmu teknik sipil yang berbicara tentang sistem dan manajemen. Sebut saja transportasi dan juga manajemen dan rekayasa konstruksi.

Aku condong ke dua bidang itu untuk tingkat akhir nanti. Tidak lagi aku mau berkutat dengan ke-strukturan. Walaupun demikian, aku tidak menjamin diriku akan berkecimpung di dunia teknik sipil di masa depan. Entah mengapa. Yang jelas, aku mau dan harus bisa melanjutkan pendidikan S2 di luar Indonesia tanpa campur tangan suntikan dana dari orang tua. Apa yang mau aku dalami? Entah. Mungkin manajemen, mungkin transportasi, mungkin perencanaan kota dan regional, dan masih banyak mungkin-mungkin yang lain.

Aku bangga menjadi mahasiswa teknik sipil ITB.

Guide me, Dear Allah. Show me your light, please.
Learning from the past, managing the present, shaping the future.

*

Inspirasi tulisan ini berawal di kuliah ke-sekian analisis struktur dengan metode matriks. Aku sudah sangat jenuh dengan variabel-variabel yang menurutku tidak nyata itu.

We do all have choices, right? And we're the decision maker of our life journey. Mine not structure. Period.

Minggu, Februari 27, 2011

Perempuan

Selesai membaca buku berjudul perempuan karya Quraish Shihab, aku ingin menuangkannya kembali dalam blog ini. Buku ini luar biasa karena mengupas kehidupan perempuan mulai dari karakternya, cinta, rumah tangga, poligami, aborsi, dan lain-lain. Tulisan di bawah merupakan karya Quraish Shihab dengan sedikit modifikasi dariku.

Perempuan diciptakan Allah untuk mendampingi laki-laki. Perempuan adalah yang terbaik untuk laki-laki. Perempuan memberi ketenangan dan ketentraman hidup untuk laki-laki.

Ibuku perempuan. Kakak dan adikku juga perempuan. Bahkan seorang Muhammad SAW membutuhkan perempuan untuk menyalurkan cinta di dalam jiwanya. Jika seorang laki-laki tidak menemukan seorang perempuan yang dia cintai maka dia akan mencintai perempuan yang dia temukan.

Pertemuan perempuan dan laki-laki begitu indah selama mereka telah terbiasa dan saling mengenal, terlebih lagi saling membutuhkan. Tanpa perempuan, masa muda lelaki menjadi gersang, masa matangnya menjadi hampa, dan masa tuanya menjadi penyesalan.

Laki-laki memerlukan dan mendambakan perempuan.

Dia menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Keberpasangan itu sendiri terdiri dari persamaan dan perbedaan. Kedua hal ini harus diketahui agar perempuan dan laki-laki bisa bekerja sama mencapai suatu tujuan kemanusiaan.

Kecintaan diri sendiri menjadikan perempuan sanggup menahan rasa sakit seperti haid, mengandung dan melahirkan, serta menyusukan dan membesarkan anak. Karena rasa sakit itu pula, Allah menganugerahkan perempuan berupa kenikmatan bukan saja dalam hubungan seks, seperti laki-laki, tapi juga dalam memelihara anak-anaknya. Berbeda dengan laki-laki yang harus berjuang mencari nafkah di luar sana untuk sang istri dan anak.

Dunia ini adalah kesenangan dan yang paling menyenangkan adalah perempuan yang shalihah.
(HR Muslim dan An-Nasa'i)

Kalau perempuan berbicara, jangan dengarkan apa yang diucapkan lidahnya, tetapi perhatikan kalimat-kalimat yang dipancarkan matanya.

Apakah ukuran kecantikan dari seorang perempuan? Jawabannya adalah tergantung dari subjektivitas manusia. Seorang perempuan bisa saja dianggap cantik oleh si A namun belum tentu B mengatakan hal yang sama. Oleh karena itu, sungguh bijak ketika kita menyatakan bahwa tidak ada perempuan yang jelek, yang ada hanyalah sebagian mereka tidak pandai atau belum berhasil membuat diri mereka menarik.

Di samping taraf kecantikan setiap individu, kecantikan sangat relatif antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya, bahkan pada masa tertentu dan masa yang lain.

Agama Islam menganjurkan untuk memadukan keindahan jasmani dengan keindahan rohani. Kecantikan luar hanya menyenangkan mata sedangkan yang bersumber dari dalam akan menawan hati. Kedua keindahan harus terpadu, tidak boleh dikorbankan salah satu. Oleh karena itu, Islam menganjurkan perempuan untuk berdandan, ada hadits mengenai pacar (pewarna kuku).

Hanya satu seni yang dimahiri perempuan: Mencintai dan dicintai. Oleh karena itu Allah menganugerahi perempuan kemampuan menangis, cemburu, berduka, dan kesediaan berkorban untuk kekasih. Karena air mata mengundah kasih dan cinta, cemburu menghangatkannya, sedangkan duka cinta tidak akan terobati kecuali dengan cinta pula.

Perempuan dianugerahi berbicara lebih cepat dan lebih banyak karena yang menyuburkan cinta adalah kata-kata indah sedangkan yang meredupkan cinta adalah diam seribu bahasa. Cinta kepada lawan jenis bagi perempuan adalah kisah romantis yang pemeran utamanya adalah perempuan walau sutradaranya lelaki.

Menurut pakar, cinta antar-manusia adalah hubungan dua 'aku'. Keakuan masing-masing dihormati namun kemudian, secara konseptual, keakuan diri lebur pada keakuan kekasih. Karena cinta mengharuskan adanya dua 'aku'.

Mencintai lawan jenis tidak dilarang agama karena cinta adalah fitrah, naluri dalam diri manusia. Allah tidak mungkin melarang cinta, Dia hanya mengarahkan manusia ke dampak yang lebih baik. Silakan bercinta dan luapkanlah cinta kepada kekasih selama tidak melanggar agama dan norma budaya.

Cinta yang terbesar dan paling langgeng adalah cinta kepada Allah dan cinta antar-sesama manusia yang dijalin karena Allah. Cinta yang dikehendaki agama adalah memandang lawan jenis sebagai makhluk dwi dimensi, roh dan jasad, yang memiliki keindahan rohani dan jasmani. Cinta adalah kecendrungan hati yang mendalam terhadap sifat lahir dan batin kekasih, sedangkan syahwat hanyalah dorongan nafsu kepada sifat lahiriah kekasih, kepada jasad saja.

Semestinya tidak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama karena belum bisa melihat sisi-sisi batiniah sang kekasih, baru sebatas lahiriah. Cinta menuntut kesetiaan dua 'aku'. Menepati janjinya, memelihara nama baik kekasih, menjauhkan segala sesuatu yang mengeruhkan jiwanya, membantu memperbaiki aktivitasnya, menutupi kekurangannya, serta memaafkan kesalahannya.

Cinta adalah pohon yang tumbuh subur di dalam hati. Akarnya adalah kerendahan hati kepada kekasih, batangnya adalah pengenalan kepadanya, dahannya adalah rasa takut kepada Tuhan, dedaunannya adalah rasa malu, buahnya adalah kesatuan hati yang melahirkan kerja sama, sedangkan air yang menyiraminya adalah mengingat dan menyebut namanya.

Pada zaman Yunani kuno saat hidup filosof kenamaan seperti Plato, Socrates, dan Aristoteles, martabat perempuan sangat rendah. Socrates berpendapat kalau dua sahabat setia harus mampu meminjamkan istrinya kepada sahabatnya. Demosthenes berpendapat bahwa istri hanya berfungsi melahirkan anak sedangkan Aristoteles berpendapat kalau perempuan sederajat dengan hamba sahaya.

Seandainya seorang lelaki harus memilih ketenangan tanpa perempuan atau kesusahan bersama perempuan, niscaya lelaki itu akan memilih pilihan yang kedua. Pada dasarnya tidak ada yang suka dengan kesendirian, kesepian, dan kegelisahan. Kita sangat familiar dengan ucapan sebagai berikut, di belakang lelaki yang sukses ada perempuan.

Istri adalah pakaian bagi suami, begitu juga sebaliknya, suami adalah pakaian bagi istri. Tidak bisa dipungkiri, salah satu fungsi istri adalah fungsi reproduksi. Ibaratnya, istri adalah tempat bercocok tanam bagi para suami maka garaplah lahan bercocok tanam itu kapan dan bagaimana saja yang dikehendaki. Oleh karena itu, harus pintar dalam memilih tanah garapan. Tanah yang subur pun harus diatur masa dan musim penanamannya. Setelah ditanam, tanah garapan tersebut juga harus dijaga dari hama atau alang-alang. Dengan demikian, buah yang dihasilkan merupakan buah dengan kualitas tinggi.

Keberpasangan manusia bukan hanya didorong oleh naluri seksual, tetapi lebih dari itu. Ia adalah dorongan jiwanya untuk meraih ketenangan. Sakinah dalam rumah tangga bukan sekedar apa yang terlihat pada ketenangan batin yang tercermin pada kecerahan raut muka. Lebih dari itu, kecerahan raut muka yang diiringi dengan kelapangan dada, budi pekerti yang halus, yang dilahirkan oleh ketenangan batin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, serta bergabungnya pandangan dengan tekad yang jelas dan kuat.

Perempuan berbeda dengan lelaki namun perempuan setara dengan lelaki. Kesetaraan tidak berarti persamaan dalam setiap hal. Perbedaan bukan hanya terletak pada alat reproduksinya, tetapi juga struktur fisik dan cara berpikirnya. Perbedaan ini tidak menjadikan satu jenis kelamin lebih unggul atau istimewa daripada yang lain, tetapi justru menggabungkan keduanya untuk mencapai kesempurnaan kedua pihak.

Seandainya jarum tidak lebih keras daripada kain dan cangkul tidak lebih kuat daripada tanah, maka tidak akan ada jahit-menjahit dan hasil pertanian. Artinya, kekuatan dan kelemahan satu pihak tidak menunjukkan superioritas, tetapi merupakan keistimewaan yang saling membutuhkan guna mencapai tujuan bersama.

Perempuan tidak lepas dari pembentukan watak anak-anaknya. Sifat keibuan seorang perempuan sangat luar biasa. Dorongan ini jauh lebih kuat daripada dorongan haus, lapar, kebutuhan seksual, dan rasa ingin tahu. Seorang Napoleon berkata bahwa dia adalah ciptaan ibunya. Begitu pula Abraham Lincoln yang berkata kalau apa yang dia ketahui, dia kerjakan, dan dia impikan adalah hasil kerja ibunya. Karena itu peranan yang paling agung dan besar bagi seorang perempuan adalah peranannya sebagai ibu. Peranan ini mustahil digantikan oleh lelaki.

Kau luar biasa, Perempuan.

Minggu, Februari 20, 2011

Grand Seminar IEC 2011

Sabtu, 19 Februari 2011 aku mengikuti sebuah seminar tentang kewirausahaan di Sabuga bersama teman-temanku. Seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan IEC (ITB Entrepreneurship Challenge). Pembicaranya gokil-gokil, Sob. Enggak rugi lah datang ke seminar ini. Giga luar biasa inspiratif!

Aku mencatat poin-poin yang aku anggap w-o-a-h selama seminar berlangsung. Just check these out, Dude.

1. Hendy Setiono
Beliau adalah pemilik Kebab Baba Turki. Usahanya terinspirasi saat dia pergi ke Qatar dan membeli kebab di sana. Sekarang sudah ada ratusan cabang di Indonesia dan mempekerjakan ratusan, bahkan ribuan orang. Aku lupa jumlah pastinya.

Jatuh bangun adalah hal yang biasa dalam berbisnis. Yang penting adalah kemauan. Satu hal yang perlu diingat, semuanya butuh proses karena tidak ada yang instan di dunia ini.

2. Silverius Oscar UnggulIni dia pembicara yang paling atraktif menurutku. Biasa dipanggil Onte, beliau memulai usahanya sejak mahasiswa. Onte berkecimpung di Unhalu, Kendari, Sultra. Nomor polisi Kota Kendari adalah DT. Banyolannya: Unhalu (Universitas Hati yang Terluka), Kendari (kenapa datang kemari?), Sultra (sulit transportasi), DT (daerah tertinggal).

Mungkin pembaca tidak akan tertawa membaca paragraf di atas tapi begitu Onte yang mengucapkan, aku yakin semuanya akan terbahak-bahak. Harus dapet feel-nya, Sob. Hehe.

Usaha Onte bukan dari peluang bisnis melainkan dari rasa keprihatinan. Dulu masyarakat Sultra terpaksa bekerja untuk para cukong kayu, terpaksa melakukan penggundulan hutan di daerah mereka sendiri demi sesuap nasi. Akhirnya Onte membuat pengolahan hutan yang dananya berasal dari koperasi.

Awalnya sulit. Sulit sekali. Yang Onte tekankan adalah dignity dan konsistensi. Bagaimana caranya membuat orang lain menjadi percaya diri dan yakin dengan diri kita.

Tindakan nyata lain yang Onte lakukan adalah membuat stasiun televisi dan radio di Sultra. Lagi-lagi awal adalah masa yang tersulit. Namun dengan kebulatan tekad akhirnya stasiun itu menjadi stasiun yang terbesar di Sultra. Lucu sekali, acara televisi berupa acara keluarga seperti sunatan, kawinan, dan lain-lain. Haha. Ada pula acara dapur dengan format ala kadarnya.

Katanya, jangan main-main dengan simplicity! The power of kesederhanaan! Hidup ini singkat, mari buat bermanfaat untuk orang lain, tidak memperkaya diri saja.

3. Ananda SiregarCEO Blitz Megaplex. Seorang yang jeli melihat peluang usaha bioskop di Indonesia. Dulu, mengapa di negara sebesar Indonesia hanya ada 21? Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sekecil itu saja memiliki lebih dari 2. "Tidak akan pernah telat untuk belajar", katanya.

4. Pandji PragiwaksonoSiapa yang tidak kenal dengan Pandji? Namanya mencuat sejak acara 'Kena Deh'. Setelah itu doi menjadi pembawa acara 'Hole in The Wall'. Dan yang sekarang dia sedang naik daun karena acara 'Provocative Proactive' di Metro TV.

Pembawaannya santai dan jiwa mudanya sungguh menggelora. Pandji adalah alumni FSRD ITB angkatan '97. Doi memulai bisnis dengan empat orang teman dan satu orang pacar yang kini menjadi istrinya. Untung saja. Haha. Modalnya masing-masing Rp. 500.000,00.

Prinsip seorang Pandji adalah, jika seharusnya ada tapi ternyata tidak ada, maka adakan sendiri. Dengan modal keberanian (atau nekat?) akhirnya mereka memulai bisnis semacam baju basket di Indonesia. Tidak ada yang mudah, jalan penuh liku dan kadang kerikil malah membuat mereka terjatuh. Akan tetapi bisnis yang bangkrut adalah bisnis yang menyerah.

Empat orang yang aku telah aku jabarkan ada di sesi satu. Di sesi dua ada Hiramsyah Sambudy (Presiden Direktur Bakrieland), Dahlan Iskandar (CEO Jawa Pos & Direltur Utama PLN), dan Karmaka Surdaudaja (Chairman OCBC NISP). Agaknya terlalu panjang jika dikisahkan di sini. Hei, mereka juga tak kalah inspiratif loh!

*

Benang merah yang bisa ditarik dari semua pembicara adalah passion. Bagaimana memulai bisnis kita sesuai dengan apa yang kita suka. Selain itu, kompetensi bersifat mutlak, harus tahu bidang bisnis yang digeluti secara detail, menjadi the best in what we're doing. Belum tahu? Belum mahir? Satu kata: Belajar.

"Tiru semangat kami. Eksekusi dengan caramu sendiri", ucap Pak Onte.