Selasa, Agustus 17, 2010

Victory Lap

Pagi hari pada tanggal 16 Agustus 2010 Cucu tiba-tiba memberikan pernyataan padaku via Yahoo Messenger. "Gan, nanti jam 12 malam kita victory lap merayakan kemerdekaan Indonesia". Wah aku kaget bukan kepayang.

Victory lap itu semacam lari-lari kecil mengelilingi kampus yang biasa diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil ITB. Victory lap pertama angkatan 2008 adalah beberapa hari setelah kami dilantik menjadi HMS. Waktu itu kami lakukan sore hari hingga menjelang maghrib.

Akhirnya aku memutuskan, masa bodo dengan pukul 12 tengah malam, ini acara setahun sekali, aku datang saja. Setelah menyelesaikan LPJ OHU, aku ke kampus bersama dengan Ghazi pukul setengah 12 malam. Sesampainya di himpunan kami santai-santai dulu, entah itu ngobrol atau main ping-pong.

Pukul 12 malam kami dibariskan dalam dua banjar. Dengan sepatu keds dan jaket himpunan yang melekat di badan, kami bersiap-siap untuk victory lap. Sebelumnya kami di-briefing untuk serius dalam melakukan hal ini. Kami diminta untuk membayangkan pejuang kemerdekaan melihat keadaan Indonesia yang sekarang.

Sigh, awalnya aku biasa saja. Barisan mulai berjalan. Bendera HMS dikibarkan di depan barisan oleh Afriansyah Putra dan Cucu memimpin menyanyikan lagu kebangsaan mulai dari 17 Agustus, Bangun Pemudi-Pemuda, Bendera Merah Putih, dan lain-lain.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang berbeda.

Kami, pasukan hijau tua, menyanyikan lagu kebangsaan dengan khidmat, dengan semangat untuk lagu tertentu bahkan hingga urat di leher ini tampak ke permukaan. Saat itu sedikit hujan lalu aku melihat ke atas jalan CC. Seolah-olah pohon-pohon besar itu menyambut kami.

Perasaan itu tidak bisa dijelaskan. Entah itu senang, sedih, atau terharu.

Suara kami tetap menggema di 4 Labtek lalu kami sampai di Plaza Widya. Pasukan hijau tua berbaris memanjang. Hari Triwibowo, sang komandan lapangan, berdiri menjulang tinggi untuk berorasi. Aku mendengarkan setiap perkataannya.

Selanjutnya pasukan hijau tua bergerak ke arah gerbang depan. Kami melewati bapak satpam dengan senyuman. Haha bagus sekali mereka juga menyambut senyum kami, bukan mengusir seperti K3L. Kami berbaris di depan Sang Saka Merah Putih. Mungkin dinginnya udara menyebabkan bendera itu malas untuk berkibar. Kami menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya!

Amri Sanusi, sang Kahim, memimpin hormat kepada Merah-Putih dengan suara lantangnya. Lagi-lagi perasaan ini tidak bisa dijelaskan. Pasukan hijau dimobilisasi kembali ke arah himpunan kami. Lalu kami berkumpul di selasar BSC A untuk diskusi mengenai kemerdekaan.

Simpel saja, apa yang telah kita perbuat untuk Indonesia?
Sebagai tambahan, sesuatu yang simpel itu tidak selamanya mudah.

Minggu, Agustus 15, 2010

Bagai Pinang Dibelah Lima!

Gambar di atas adalah foto aku, Gandrie Ramadhan, seorang mahasiswa Teknik Sipil ITB angkatan 2008. Perhatikan wajahku, hidungku, bibirku, mataku, dan mulutku. Yaa intinya perhatikan gambar di atas. Sudah? Bagus. Sekarang akan saya tampilkan beberapa foto yang katanya mirip dengan seorang Gandrie. Cekidot, Gan!

1. Satwiko Wirawan Indrawanto
Biasa dipanggil Iko, seorang mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2008. Aktif di Liga Film Mahasiswa.

2. Faisal Wicaksono
Faisal adalah seorang pemain piano. Dia adalah mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2007.

3. Muhamad Yasir Syawaludin
Yasir adalah mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2007. Dia adalah ketua tim senator HMS.

4. Yuamar Imarrazan Basarah
Biasa dipanggil Yuma. Teknik Sipil angkatan 2006 ini sudah lulus dengan predikat cumlaude.

Pertanyaannya adalah, apakah aku memang mirip dengan mereka?
Foto diambil dari akun facebook masing-masing.
Sorry for the stalking. Hehe.

Kesimpulannya.
Mukaku pasaran.

Haha.

This post is just for fun. Enjoy. :D

Minggu, Agustus 08, 2010

Stipendium

'Stipendium' means scholarship. It is a German language. Why Germany? Never mind, just my random thoughts.

Pertama-tama aku ingin meneriakkan 'Alhamdulillah' sekeras-kerasnya walaupun kalau diucapkan di dalam hati akan tetap didengar Allah SWT. Alhamdulillah aku mendapatkan beasiswa dari Total E&P Indonesie.

Dalam pikiranku, setidaknya harus meringankan beban kedua orang tuaku. Beasiswa adalah cara yang paling visible saat ini. Sejak awal masuk ITB, aku selalu mencari beasiswa, sering ke CC Barat untuk melihat pengumuman penyelenggaraan beasiswa. Sebenarnya, menurutku, ada sebuah beasiswa yang mudah didapatkan di ITB, namanya PPA (Peningkatan Prestasi Akademik). Tinggal isi formulir, tunggu, lalu kemungkinan besar akan dapat.

Unfortunately, I can't achieve that. Aku sudah mencoba tiga kali dan aku heran mengapa namaku tidak pernah terpampang di papan pengumuman. Aku kesal bukan kepalang, teman-temanku yang lain dengan mudah mendapatkannya. Akhirnya aku bertanya kepada si petugas. Ternyata oh ternyata ada satu syarat yang memang tidak bisa keluargaku penuhi. Cih kenapa tidak ngomong dari awal! Usut punya usut, ternyata hal ini bisa diakali dengan sebuah manipulasi. Banyak yang melakukan demikian. Oh aku sms ibuku dan langsung dibalas.

"Mama, aku gak bisa dapet beasiswa PPA karena bla bla bla tapi bisa kok diakalin. Gimana?"

"Nanti ya mama tanya papa dulu."

Keesokan harinya, ibuku mengabari.

"Ndi, mama udah diskusi dengan papa dan gak setuju kalo kayak gitu. Kita masih mampu kok. Coba cari beasiswa yang lain saja ya. Insya Allah kesempatan masih terbuka luas. Oke?"

Aku langsung terhenyak membaca sms itu. Aku balas apa adanya dan langsung bertekad mencari beasiswa lain. Jalan itu semakin cerah ketika ada beasiswa Total dan Sime Darby. Aku coba keduanya. Prosesnya tidak mudah. Untuk Sime Darby, setelah lolos administrasi ada psikotes. Dilanjutkan dengan semacam studi kasus di Hotel Atlet Century. Sayang sekali aku tidak lolos di putaran terakhir.

Untuk Total, setelah administrasi ada tes verbal/aritmatik. Lalu ada FGD (Focus Group Discussion). Lanjut dengan interview pertama. Kalau lolos ada interview terakhir. Kedua interview dilaksanakan di Kantor Total E&P Indonesie di Jalan H.R Rasuna Said, Jakarta. Prosesnya panjang dan aku selalu 'digantungin' menunggu pengumuman setiap jenjangnya. Aku PD di interview pertama namun hopeless di interview terakhir. Aku dibantai. Akan tetapi terima kasih Allah aku masih diberikan kesempatan.

Teman-teman pembaca, aku tidak bermaksud riya, aku hanya menyalurkan kesenangan yang luar biasa ini melalui sebuah tulisan. Ini adalah beasiswa pertamaku dan aku gembira sekali.

Mama, papa, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Mama dan Papa tidak usah bayar uang semesteran dan beberapa kebutuhan lainnya selama satu tahun ini. Semoga aku juga dapat beasiswa perpanjangannya untuk tingkat akhir.

Mama, papa, maaf aku baru bisa bantu segini, belum secara totalitas. Kasih sayang mama dan papa sepanjang masa. Walaupun kasih sayangku hanya sepanjang galah, aku jamin aku memiliki galah itu.

Mama, papa, terima kasih sudah mengajarkan kejujuran dan kerja keras. Kedua hal ini Insya Allah akan selalu tertanam di dalam benakku.

Kejujuran selalu berbuah manis. Selalu.
Tidak pernah tidak.

Senin, Agustus 02, 2010

Wanita

Halo semua! Lama tak bersua! Maafkan aku kalau tidak eksis lagi menulis post dalam blog ini. Aku punya kesibukan yang sangat menyita waktuku. Ditambah selama bulan Juli tidak ada internet di kosan karena teman-temanku pulang ke kampung halaman masing-masing. Oh ribet sekali tidak ada internet. Hal itu membuatku menjadi anak-gaul-warnet. Akan tetapi mari kita ucapkan 'Halo!' kepada Tuan Internet karena beliau telah kembali ke kosanku! Hehe.

Di post berikutnya mungkin aku akan menceritakan kegiatanku itu. :D

Baiklah post kali ini aku ingin menulis tentang wanita. Iseng-iseng buka facebook, ada sebuah notes yang membicarakan wanita. Setelah membaca, ingin rasanya menuangkan pendapat dalam bentuk tulisan. Post kali ini sungguh spontan loh!

Ketiklah 'wanita' dalam mesin pencari Google. Sudah? Bagus. Sekarang tekan tombol 'enter' atau pilih 'Penelusuran Google'. Sudah? Apa yang kau lihat di pencarian pertama? Yah, aku kecewa. Sungguh kecewa. Sudah lah kita tinggalkan Mbah Google dulu, ada sebuah sajak yang aku kutip dari blog temanku.

Hawa diciptakan dari rusuk Adam
Bukan dari kepala untuk dipuja
Bukan dari kaki untuk diinjak
Melainkan dari sisinya dekat di hati untuk dikasihi dan dicintai

Hei, Wanita. Aku ingin kau tahu kalau kau menarik perhatianku, perhatian semua laki-laki normal yang ada di dunia. Kau diciptakan begitu anggun dan menyejukkan organ mata ini. Sungguh luar biasa dirimu, terlebih lagi penciptamu.

Sayangnya aku miris melihatmu belakangan ini. Di depanku kau hanya memakai seutas tank-top tipis, di samping kiriku pinggulmu terlihat jelas, di samping kananku kau memakai baju dan celana super ketat yang menunjukkan lekuk tubuhmu, di belakangku kau menghadang dengan dada yang menantang. Munafik? Tidak. Aku tidak mau menjadi seorang yang munafik. Aku senang dengan itu semua (nafsu) tapi hidupku bukan untuk nafsu belaka.

Oh wanita. Kau mempunyai sisi kecantikan masing-masing, entah itu senyummu, gelak tawamu, cara berjalanmu, kekritisanmu, keibuanmu, keluguanmu, atau apa pun itu. Jangan khawatir, wanita. Tolong tampil dengan sopan di khalayak umum.

Aku mohon jaga tubuh dan kehormatanmu di samping aku menjaga pandanganku sebagai laki-laki.

Kau indah, wanita.
:D

Sumber 1
Sumber 2