Kamis, Maret 31, 2016

Mendekatkan Kota

Cuitan di atas sangat menyentil dan enggan lepas dari dalam pikiran walaupun objek yang dimaksud bukanlah saya. Jika asumsi saya tidak salah, maka saya memiliki kesamaan dengan walikota tersebut: bersepeda (listrik) ke tempat kerja.

Faktanya, jarak dari rumah saya ke kantor sekitar 12 kilometer sekali jalan. Sebuah jarak yang cukup menantang mengingat jalan di Jakarta yang tidak ramah buat para pesepeda. Sedangkan Cigadung - Merdeka di Bandung juga cukup menantang karena kontur yang tidak datar seperti Jakarta. Sepeda (listrik) menjadi salah satu pilihan logis untuk dua kasus di atas.

Waktu tempuh saya hanya 35-40 menit sekali jalan tanpa harus menjadi cendol di dalam angkutan umum. Sebuah kemewahan di kota besar ini.

Masalahnya, baru saya, Pak Walikota, dan sebagian kecil warga yang punya pilihan itu. Mayoritas warga tinggal jauh dari tempat kerja. Mendekatkan kota lewat tata ruang, perpajakan, dan sistem angkutan umum yang baik merupakan solusi jitu yang mudah diucapkan tapi butuh perjuangan untuk dieksekusi. Sekarang saya belum bisa berbuat banyak untuk mendekatkan kota ini. Lekas!

Catatan lain:
Linimasa Twitter masih menarik untuk dipantau. Anda mengikuti akun-akun yang keliru ketika Twitter sudah lagi tak menarik.