Minggu, April 19, 2015

Kaku nan Lentur

Tadinya saya mengira sebuah keteraturan berarti sebuah kekakuan yang murni. Ternyata tidak selamanya begitu. Negosiasi masih bisa dilakukan dalam sebuah sistem yang teratur. Tulisan ini akan menceritakan dua pengalaman saya mengenai sisi lain dari jadwal yang teratur.

[Hull]
Perjalanan saya ke Hull dari Leeds bertujuan untuk membuat Visa Schengen di Konsulat Belanda. Semuanya serba terjadwal di UK dan kondisi ini memaksa warganya agar bisa mengondisikan kegiatannya dengan jadwal transportasi yang telah diatur. Saya memilih Megabus yang memang terkenal murah. Hull - Leeds pulang pergi hanya £2.00 (+£0.50 biaya administrasi)!

Setelah mendapatkan jadwal wawancara, saya lekas memilih waktu berangkat dan pulang. Semua pun berjalan lancar, teramat lancar bahkan. Saya menaruh faktor keamanan yang cukup tinggi sehingga sudah berada kembali di terminal bus Hull untuk pulang ke Leeds dua jam lebih awal. Bus Hull - Leeds selalu ada setiap jam. Saya dengan inisiatif ikut mengantre masuk bus. Saat tiket akan diperiksa oleh pengemudi, saya menjelaskan kasusnya.

"Sorry, my bus should be two hours from now but I've done my business here earlier than I thought. May I join this bus?"
"May I see your ticket, please? Very well then, get in"

Berkat sang pengemudi, saya tak perlu menunggu hingga dua jam di terminal. Lima hari kemudian Visa Schengen saya mendarat dengan selamat. Perjalanan ke Eropa dalam rangka menjalin kekerabatan dan bertualang tinggal menunggu waktu!

Gini Arimbi dan Agnindhira di Delft

Dhimas Satria di Munich

[Birmingham]
Tiga hari sebelum saya benar-benar pulang ke Indonesia, saya menyempatkan berjumpa dengan sahabat saya yang akan memulai studi di Birmingham. Lagi-lagi saya harus menyusun jadwal. Semua keteraturan jadwal ini sungguh memudahkan warga. Saya berangkat pagi dari Leeds, mengestimasi berapa jam di Birmingham untuk jalan-jalan, dan memilih jadwal pulang dari Birmingham. Kali ini naik kereta.

Semua berjalan lancar hingga petaka yang tidak biasa terjadi. Saya ketinggalan kereta! Sungguh ini bukan diri saya yang biasanya selalu terngiang dengan jadwal ke depan. Sahabat saya pun sampai heran. Saya berusaha tenang dan segera pergi ke stasiun. Saya menghampiri pusat informasi dan sang petugas memberikan penjelasan:

"There will be another train to Leeds about 15 minutes from now. Go to platform 9, ask the conductor whether you can ride that train. I don't know you have to pay additional fee or not and I can't guarantee the conductor will allow you"

Saya berlari ke peron 9 sembari mencari sosok pria yang wujudnya kira-kira adalah seorang masinis.

"Sorry, are you the conductor of this train?"
"Yes, how can I help you?"
"I missed my train to Leeds. I'd be very happy if I can go to Leeds with this train. Here's my ticket"
"No problem! Get into the train!"
"Do I have to pay some additional pounds?"
"No worries, just hop into the train"
"One more thing, where can I take a seat?"
"Choose wherever empty seat"

Saat hendak turun di Leeds, saya terlebih dahulu ke gerbong paling depan untuk mengucapkan rasa terima kasih.

"I'm off here. Thank you for your kindness. God bless you!"
"Don't mention it"

Adrian Firdaus di Birmingham
Terima kasih, Pak! Pelajaran buat saya agar bisa mengatur jadwal lebih baik lagi!