Minggu, September 20, 2015

Satu Sisi

Konon, kita tercipta dalam dunia yang memiliki dua sisi. Sebut saja pandawa-kurawa, fajar-senja, darat-laut, sinonim-antonim, dan seterusnya.

Ada sepenggal munajat yang selalu teringat karena repetisi mingguan sewaktu upacara sekolah dasar. Saya yang dulu masih bocah SD terkadang tergelitik sendiri mendengar "haqqa-haqqa" dan "batila-batila" yang selalu dibacakan dalam penutup upacara. Ternyata, rasanya tidak cocok dijadikan bahan candaan.

Tunjukkan yang benar itu benar dan berikan kami kemampuan untuk menjalaninya.
Tunjukkan pula yang salah itu salah dan berikan kami kemampuan untuk menghindarinya.

Hitam-putih semakin kabur, malah abu-abu yang semakin pop. Ada masanya kita harus memilih tempat berpijak pada satu sisi. Hidup itu layaknya durian! Ketika mengalir nafas memperjuangkan sesuatuterlepas dari benar-salah dan baik-buruksetidaknya akan ada titik terang penjelasan kenapa kita tercipta.

Semoga langkah ini tidak keliru.