Sabtu, Agustus 27, 2011

Epilogue by Hiccup

"But size isn't everything. However small we are, we should always fight for what we believe to be right. And I don't mean fight with the power of our fists or the power of our swords. I mean the power of our brains and our thoughts and our dreams."

Hiccup Horrendous Haddock the Third
How to Train Your Dragon Book 3: How to Speak Dragonese

Jumat, Agustus 26, 2011

Enam Hewan

Hadits Qudsi.

Enam hewan sedang berada dalam sebuah perbincangan. Mereka adalah Sapi, Kambing, Ayam, Kucing, Anjing, dan Babi.

Sapi selaku hewan terbesar di sana berkata bahwa dialah yang paling mulia di antara yang lain. Seluruh tubuhnya bisa dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari kulit, daging, tulang, hingga susunya. Saat kurban, satu ekor sapi bisa mewakili tujuh manusia. Kambing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Sapi.

"Kau benar. Saat kurban aku hanya bisa mewakili seorang manusia. Walaupun demikian aku tetap membawa keberkahan untuk manusia. Kulit, daging, tulang, dan susuku bermanfaat untuk manusia walaupun tidak sebesarmu, Sapi. Rasulullah pernah meminum susuku saat dia kehausan", tegas Kambing. Ayam sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Kambing.

"Daging dan telurku bermanfaat untuk manusia. Bahkan saat seorang ingin berkurban namun dia tidak memiliki uang yang cukup, dia diperbolehkan menyembelih ayam. Setidaknya aku halal dan tidak najis buat manusia", tegas Ayam. Kucing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Ayam.

"Dagingku memang haram dimakan manusia tapi aku tidak najis. Manusia suka padaku. Mereka memangkuku, membelaiku, bahkan tidur bersamaku. Aku senang dengan hal itu. Dulu, aku sempat tidur di atas sorban Mustofa. Mustofa ingin solat dengan sorbannya namun dia tidak tega mengusikku. Sejak saat itu Rasulullah menjuluki Mustofa dengan Abu Hurairah (Bapak Kucing)", tandas Kucing. Anjing sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Kucing.

"Dagingku haram dan air liurku najis tapi aku tetap memiliki manfaat untuk manusia. Penciumanku tajam, aku membantu manusia mengendus sesuatu yang dibutuhkan. Lariku kencang, aku membantu manusia berburu. Saat hewan buruan aku gigit, walau hingga tewas, buruan itu terhitung halal untuk manusia. Tubuhku kekar, aku menjaga kediaman manusia dari pencuri dan perampok", tukas Anjing. Babi sedih namun tak lama kemudian dia tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Derajatmu berada di bawahku", ucap Anjing.

"Dibanding kalian semua, akulah makhluk yang paling hina. Aku tidak berkontribusi sekecil apapun buat manusia. Dagingku haram dan haram manusia menyetuh kulitku. Tak apa pikirku, ada yang lebih menyedihkan dariku", ketus Babi.

Kelima hewan yang lain penasaran.

"Siapa dia? Sampai kau bohong akan kutabrak kau!", tegas Sapi.
"Akan kutanduk jika kau berbohong!", tegas Kambing.
"Patukku singgah di kulitmu saat kau berdusta!", tegas Ayam.
"Cakarku tidak akan segan menggores tubuhmu!", tegas Kucing.
"Gigitanku maut!", tegas Anjing.

"Dia adalah manusia yang melalaikan solat dan tidak mau memaafkan sesamanya", bisik Babi.

*

Kurang lebih kayak gitu. Data sekunder yang diambil saat khutbah solat Jumat di Masjid Baiturrahman, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Mari dirikan solat dan saling memaafkan.
Baiklah.

Rabu, Agustus 24, 2011

Logika Luntur

Aku menikmati saat-saat diriku bersimpuh di hadapan-Nya. Dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif memang. Tidak boleh ada keributan berarti dalam radius, katakanlah, 50 meter. Secara logika, adalah sebuah ketololan yang maha dahsyat ketika aku mengadu dan menangis ke sesuatu yang tidak tampak, bahkan bukan manusia.

Logika luntur.

Rasa itu terlampau nikmat. Dengan penuh cita, aku berharap sesuatu yang tak tampak ini memberikan reaksi. Aku tak mau jadi manusia penjilat layaknya peribahasa 'habis manis, sepah dibuang'. Penghambaan ini adalah rasa syukur. Nikmat dari-Nya tiada batas sehingga (seharusnya) peribahasa kolot itu tidak berlaku. Strata penghambaan harus berubah dari kewajiban menjadi kebutuhan. Di akhir pertapaan, aku berharap bisa menyebut nama-Nya dan utusan-Nya saat Izrail datang menjemputku, berpindah alam, berpindah ke kehidupan selanjutnya yang aku yakin ada. Entah aku akan bertransformasi menjadi atau seperti apa.

Logika luntur.

Bahu Tuhan adalah bahu terbaik untuk bersandar.

Selasa, Agustus 23, 2011

Cakarlangit


Cakarlangit adalah nama angkatan gue, Teknik Sipil ITB 2008. Dibandingkan dengan TK, SD, SMP, atau SMA, maka masa kuliah adalah masa yang paling menorehkan sejuta cerita, menurut gue. Gue digodok lahir dan batin di ITB ini. Gak kerasa kira-kira setahun lagi kami akan mulai menempuh jalan hidup masing-masing. Tiga tahun gue bersama kalian, Cakarlangit! Dan itu indah. Raga boleh pisah, tetapi jiwa tetap satu!


Mars Cakarlangit!


Kokoh

Selalu kuat
Selalu teknik sipil ITB
Berjayalah dan bersatulah dua ribu delapan

Satukan asa
Menggapai cita
Untuk Indonesia
Bersama Ganesha
Membangun nusa
Memajukan bangsa

Saat engkau lelah

Janganlah mudah menyerah
Jangan engkau ragu
Kami s'lalu bersamamu

Kokoh
Selalu kuat
Selalu teknik sipil ITB
Berjayalah dan bersatulah s'lalu, Cakarlangitku!

Naskah asli (fotokopian sih) Mars Cakarlangit:

Video Mars Cakarlangit saat buka bareng 19 Agustus 2011 di Ruang ALSI:



Keep in touch, Fellas!

Sabtu, Agustus 20, 2011

19 Agustus 2011

Hari ini tidak biasa.

07.30
Aku sudah bangun dari pukul 6 pagi. Beberapa orang aku tanya via SMS apakah hari ini masuk pukul 07.00 atau 07.30. Jawabannya adalah 07.30. Sulit beranjak dari kasur apabila kuliah dimulai sepagi ini. Dua pesan singkat masuk, 'Bro, kuliah, Bro' dari Andi dan 'Gan, Pak Harmein udah ada' dari Almira. Aku tepat akan berangkat saat membaca kedua pesan singkat itu. Toleransi telat 15 menit, aku menggowes sepedaku sekuat tenaga mengingat Simpang Dago yang (pasti) macet.

07.40-09.00
Kuliah evaluasi dan pemeliharaan prasarana transportasi oleh Pak Harmein. Di luar dugaan, ilmu perkerasan adalah ilmu yang menarik. Banyak fakta menarik di balik jalan (perkerasan) yang senantiasa kita lewati setiap hari. Semakin semangat dengan kuliah transportasi! Ternyata, jalan di Indonesia belum dirancang tahan gempa. Perkerasan bandara saja yang mempertimbangkan aspek percepatan gempa agar pesawat tetap bisa mendarat selamat setelah terjadi gempa di landasan pacu.

09.00-11.00
Kuliah rekayasa struktur yang bertujuan mengevaluasi dan merancang bangunan tahan gempa. Kuliah hari ini membahas respons spektra lebih detail.

11.00-11.30
Pinjam kunci pas di sekretariat GB (Ganesha Bicycler) untuk mengganti pedal lama dengan pedal baru yang sudah kubeli dua bulan yang lalu. Sehabis itu main ping-pong melawan Rendy dan aku menang 21-15. Yes!

11.30-12.30
Sholat Jumat.

12.30-13.00
Main ping-pong, kali ini double. Aku bersama Rendy melawan Renard dan Tian. Menang tipis 22-20. Yes!

13.00-15.00
Kuliah metoda dan peralatan konstruksi (MPK) membahas bagaimana suatu peralatan memiliki tenaga untuk melawan tahanan (resistance) bergerak berupa gesekan dan kemiringan. Banyak aspek yang dipertimbangkan, seperti: berat, suhu, jenis ban, ketinggian tempat kerja, kecepatan, dan lain-lain.

15.00-17.30
Rentang waktu ini agak absurd. Aku melaluinya bersama seorang Dhimas Satria Pinilih. Aku memang merencanakan mengobrol bersamanya membahas tes IELTS, eh obrolan ini malah semakin jauh. 'Gan, kita ngobrolnya di mobil aja. Aing mau balik dulu', ucapnya. Aku mengiyakan tanpa pikir panjang. Di tengah jalan barulah aku tersadar untuk bertanya mengapa dia ingin pulang ke rumah. Jawabnya, 'Semalem aing makan kripik pedes, sekarang mules euy. Mau boker di rumah'. Asem! Rumahnya di daerah Arcamanik yang notabene s-a-n-g-a-t-j-a-u-h dari ITB. Kampret nih orang.

Apa daya situasi dan kondisi berkata lain, jalanan di Bandung sore itu luar biasa macet. Sekitar pukul 16.30 kami baru sampai di Jalan Belitung. Akhirnya dia memutuskan untuk mengeluarkannya di WC gedung terdekat. Di tengah kemacetan yang benar-benar diam, Dhimas keluar dari mobil dan aku diminta yang menyetir. 'Lu muter aja, Gan. Nanti jemput gue'. Kampret nih orang.

Ambil hikmahnya, kami saling bertukar pikiran selama di mobil. Kami berbicara mengenai studi S2, kultur budaya negara barat, kerja, keluarga, bahkan asmara. Gak salah deh 'mengantar' dia buang air. Haha. Emang kampret nih orang.

17.30-20.30
Buka bersama angkatanku, teknik sipil ITB 2008, Cakarlangit! Acara diadakan di ruang ALSI. Aku salut dengan ketua angkatanku yang rela mengatur segala hal agar buka puasa bersama ini bisa berlangsung. Ya, tidak terasa, Insya Allah setahun lagi kami akan lulus, mencari peruntungan masing-masing demi hidup yang lebih baik. Aku terharu saat beberapa orang berbicara di depan mengemukakan pendapat tentang angkatanku ini.

Ada doorprize kecil-kecilan-lucu-lucuan yang memang sudah disiapkan. Setiap pasang mata tertuju pada layar putih di mana proyektor menyorot sinarnya. Semacam software untuk mengundi, bagi yang NIM-nya keluar, dia berhak mendapatkan hadiah. Ada 12 macam hadiah. Di penghujung acara, kami berfoto 'rusuh' lalu berdoa agar selalu diberikan yang terbaik. Acara diakhiri dengan mars angkatan!

20.30-22.00
Leha-leha di himpunan. Main ping-pong melawan Adhys dan menang 21-18. Yes!

22.00-00.10
Forum massa, namun aku dan Icang malah merancang parkiran sepeda yang rencananya akan dibiayai oleh program studi. Semoga berhasil.

00.15-00.25
Pulang ke kosan naik sepeda. Dingin parah! Jalan Dago ramai dengan polisi yang menertibkan geng motor. Alhamdulillah aku aman dan sentosa.

00.25-00.45
Makan mi goreng kornet telor dadar dan minum susu jeruk di Layeut Tubagus, seberang Alfa Mart, samping Nasi Goreng Dona.

00.45-02.00
Leha-leha, ngenet, dan menulis tulisan ini.

Semoga selalu dalam lindungan Allah!

Rabu, Agustus 17, 2011

Kalimantan Timur Bercerita

Dua bulan di Kalimantan, tepatnya Kalimantan Timur, bukan berarti kosan-kantor saja. Kami, Geng OJT (On The Job Training) Total ITB 2011 melakukan ekspedisi ke berbagai pelosok Kaltim. Bisa dibilang semua kawasan wisata sudah kami libas, dengan modal ala mahasiswa tentunya, ala kadarnya! Berikut jepretannya, pictures tell everything, selamat menyimak!

1. Hutan Bengkirai, 2 Juni 2011
Berada di kilometer 38, artinya 38 kilometer dari kota Balikpapan lalu setengah jam perjalanan lagi masuk ke pelosok. Yang menarik dari hutan ini adalah adanya jembatan kanopi yang menjulang tinggi di angkasa, sekitar 40-50 meter di atas permukaan tanah. Luar biasa berada di atas sana, perasaan takjub dan takut menjadi satu.

2. Dome dan Caribbean Water Park, 3 Juni 2011
Dome itu seperti JHCC-nya Jakarta di Balikpapan. Biasa digunakan untuk acara pameran atau konser. Caribbean Water Park adalah wahana bermain air, cukup menyenangkan untuk melepas penat. Ada sebuah perosotan yang luar biasa curam dan bisa menggeser jantung sebesar 3cm. Haha. Pada hari itu kami mencoba Bubur Manado. Aku tidak suka. Semuanya dicampur menjadi satu. Tak apa lah demi sebuah pengalaman.

3. Teritip dan Penangkaran Buaya, 4 Juni 2011
Teritip, deretan pantai sebagaimana biasanya. Yang spesial adalah penangkaran buaya! Setiap orang harus merogoh kocek 10 ribu rupiah untuk masuk. Di dalamnya banyak buaya (ya iya lah) yang dikelompokkan berdasarkan umur. Bahkan dijual sate buaya! Yang paling menarik adalah tangkur buaya (penis) yang dipercaya meningkatkan vitalitas kaum adam. Mau beli, eh?

4. Penajam, 5 Juni 2011
Jalur laut lebih singkat daripada jalur darat untuk mencapai Penajam. Dari pelabuhan, kami naik kapal cepat (speet boad, eh? atau speed boat?). Ekspektasi berlebih berdampak pada kekecewaan. Tidak ada snorkeling, tidak ada pasir putih, maupun laut biru. Penangkaran rusa yang kami tuju dengan menyewa angkot. Perjalanan sangat lama, sekitar satu jam dari pelabuhan Penajam. Sesampainya kami disuguhi oleh hamparan padang rumput dan banyak rusa. Banyak sekali. Sayangnya penangkaran ini seperti tidak dikelola, mau masuk ya masuk saja.

5. Penangkaran Beruang Madu, 11 Juni 2011
Tempat ini menarik karena bukan sekedar penangkaran tapi ada galeri yang menjelaskan beruang secara umum dan mudah dicerna. Ciri khas beruang madu adalah berwarna hitam gelap dan lidahnya sangat panjang loh!

6. Hutan Mangrove, 18 Juni 2011
Berjalan di atas struktur kayu untuk mengitari kawasan hutan bakau yang luas. Tidak ada tiket masuk. Gratis! Yang aku ingat adalah pulangnya kami ber-14 di dalam satu angkot. Haha.

7. Samarinda, 3 Juli 2011
Aku ingat sekali hari itu adalah hari Minggu dan satu kosan bangun pukul 12 tengah hari. Sambil menguap, kami saling bertanya akan ke mana hari ini. Tololnya jawaban yang dipilih secara mufakat adalah Samarinda, 3 jam dari Balikpapan dengan mobil. Untung ada Ridho yang memang tinggal di Balikpapan dan memiliki mobil. Berangkat lah para mahasiswa tengil ini. Sampai pukul 4 sore, kami ibadah Ashar di Islamic Center. Luas, nyaman, dan wah! Sebelum pulang kami bersantai di tepian Mahakam lalu makan nasi goreng yang khas! Sampai lagi di Balikpapan pukul 10 malam dan besoknya ke kantor. Dasar mahasiswa.

8. Tenggarong, 9 Juli 2011
Tenggarong adalah masif! Hal ini karena kami ber-24, iya dua-puluh-empat, menyewa bus untuk pulang pergi Balikpapan-Tenggarong. Museum dan Pulau Kumala adalah tujuan inti kami. Sialnya sedang ada Festival Erau sehingga museum tutup. Di samping museum ada makam raja-raja Kutai. Pulau Kumala adalah pulau buatan di Sungai Mahakam sehingga pengunjung harus naik kapal cepat melintasi Sungai Mahakam. Mungkin niatnya seperti Dufan di Jakarta namun tidak kesampaian. Tidak rugi adalah naik Sky Tower di Pulau Kumala. Menara yang bisa dinaiki banyak orang lalu berputar 360 derajat di atas untuk menikmati pesona Tenggarong dan Mahakamnya. Sorenya kami mengunjungi stadion yang dalamnya memang luar biasa!

9. Engineering Family Day, 24 Juli 2011
ENG Family Day adalah konyol. Mentor mengeksploitasi sumber daya OJT untuk 'membantu' keberjalanan acara, mulai dari menjaga stand lomba untuk para bocah, hingga menari bukan Saman di atas panggung. Semoga kalian tidak melihat video naas itu. Haha.

10. Bontang dan Beras Basah, 16-17 Juli 2011
Aku mengetik 'Pulau Beras Basah' menggunakan mesin pencari google lalu keluar gambar-gambar jumawa. Pasir putih dan laut biru. Untuk mencapai pulau itu, kami ke Bontang dulu, 6 jam perjalanan dari Balikpapan. Biasa, pakai mobil Ridho. Hehe. Untungnya ada temannya temanku yang sedang kerja praktek di PT. Badak NGL sehingga kami bisa menginap semalam di mess PT. Badak. Alhamdulillah gratis. Keesokan paginya, kami berangkat ke pelabuhan yang memang dimiliki oleh PT. Badak. Naik kapal cepat (gratis lagi!) selama 15 menit maka tibalah kami di Pulau Beras Basah. Beras Basah adalah pulau kecil yang bisa dikelilingi dengan berjalan selama 10 menit. Indah euy! Patut dicoba!

Dua bulan yang menorehkan banyak cerita.
Tak akan pernah kulupa slogan kota Balikpapan.
Kubangun, kujaga, kubela.

Senin, Agustus 01, 2011

ENG-PJC

Sebagian besar masa kerja praktek dihabiskan di kantor Total di Jalan Yos Sudarso atau lebih dikenal dengan Jalan Minyak. Sebut saja Geng Astek, karena kami ngekos di Gang Astek, yang setiap paginya berangkat ke kantor naik angkutan kota. Perjalanan kosan-kantor biasa ditempuh selama kurang lebih 20 menit. Kantor Total Balikpapan tidak seperti kantor di Jakarta. Area kantor Total Balikpapan sangat luas sehingga bangunan tidak dibangun secara vertikal melainkan horizontal.
Aku ditempatkan di divisi engineering, departemen project. Secara tertulis, mentorku adalah Pak Firdauzi tapi aku juga sering dibimbing oleh Pak Satya dan Pak Fikri. Pak Firdauzi adalah sipil ITB '99, beliau adalah mantan ketua kaderisasi yang sekarang memegang jabatan contract manager sedangkan Pak Satya (sipil ITB '00) dan Pak Fikri (fisika teknik UGM) adalah project engineer. Tiga orang ini yang sering berinteraksi denganku di kantor.

Pak Firdauzi. Perawakannya besar dan tegas. Aku pernah 'terjebak' di Handil selama 11 hari karena laporan yang masih belum detail, masih seperti salesman katanya. Pernah juga pernyataanku dibilang 'totally rubbish' karena tidak didukung dengan data yang akurat. 'No prove, no respect' juga pernah beliau lontarkan. Pedas dan tajam tapi justru itu yang membuatku tersadar kalau dunia profesional sangat berbeda dengan dunia yang belum profesional, sebut saja dunia kuliah. Di sisi lain, aku sangat menghormatinya. Seorang contract manager mau saja menerima anak KP yang kerjaannya bisa dikatakan hanya nyampah, tidak berkontribusi ke perusahaan sama sekali. Apa lagi kalau bukan bakti almamater?

Atas adalah Pak Satya dan bawah adalah Pak Fikri. Mereka ini seperti bumbu bawang putih di nasi goreng. Pertama kali jumpa dengan Pak Fikri, pakaiannya tidak seperti orang kantoran: Polo shirt, bando, dan sepatu puma striping hijau. Impresi pertama bertemu Pak Satya adalah orang yang galak dan sewot tapi semua itu sirna jika sehari-hari sudah bersama beliau. Pak Satya adalah orang yang ngebanyol kerjaannya. Haha.

Selain mereka bertiga masih ada beberapa orang lagi:
Pak Wahyu, Pak Rohadi, Pak Heru, Pak Chris, Pak Pranar, Mbak Nurul, dan Mbak Nunu.

Selain teknis, aku juga belajar hal-hal non-teknis seperti gambaran dunia kerja, S2, menikah, dan berkeluarga. Intinya lakukan pekerjaan yang kamu suka dan semua sudah digariskan oleh Allah SWT. Terima kasih pisan, ENG-PJC!
Cintai bumi!
Eh?