Rabu, Februari 19, 2014

Risma

Satu hal yang bisa dipetik dari seorang Risma adalah niat tulus membantu sesama.

Risma 'hanya' lulusan sarjana teknik arsitektur yang kemudian melanjutkan karirnya 'hanya' menjadi PNS dan sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Surabaya.

Mendengar setiap lantunan jawaban yang ditanyakan oleh Najwa, tercermin bahwa Risma bukan seorang yang mahir beretorika menyulap rangkaian kata menjadi kalimat yang syahdu. Akan tetapi, justru kesyahduan itu dengan sendirinya tercipta lewat ketulusannya menjadi abdi masyarakat.

Kesalehan sosial yang ia implementasikan berakar dari kesalehan pribadi. Ya, pribadi yang terus merasa diawasi oleh Tuhannya dan terus berpikir apa yang bisa diperbuat agar sekitar lebih sejahtera karena alam dunia ini bersifat fana. Sesimpel itu pola pikirnya. Iya, sungguh sesimpel itu. Implikasinya, Tuhan pun tak bosan mengarahkan ke mana ia harus melangkah setiap harinya entah itu Timur, Barat, Selatan, atau Utara.

Sekarang Risma goyah. Tekanan politik membuatnya terlampau lelah.

Yang jelas, Risma telah berhasil menyuntikkan semangat dan inspirasi kepada penulis. Ternyata sebuah simplisitas yang diiringi dengan konsistensi bisa begitu jauh bermakna untuk publik. Kalau Risma tegar, maka kami selaku generasi berikutnya harus lebih tegar.

Doa dari penulis mengalir untukmu, Risma.

Tuhan, kuatkan Risma.