Jumat, Juni 04, 2010

Semester IV

'Wah ini sih tikungannya jenis Full Circle, jari-jarinya besar, gak kerasa pas belok.'

'Tebal kolom utama yang kita gunakan adalah 30 cm, kalau kolom praktis 15 cm. Plafon tebalnya 3 mm. Jarak lantai 1 ke lantai 2 adalah 3,2 m - 3,5 m.'

'Parameter kekuatan tanah bisa diuji dengan tes triaxial atau direct shear.'

'Hmmm, kira-kira nih rumah tampak depannya kayak gitu, kalo tampak sampingnya kayak gini.'

'Ini teh tebal aspalnya kira-kira 10 cm, kayaknya kendaraan berat jarang lewat sini.'

'Tanah warna abu-abu gini kayaknya jenis clay (lempung).'

'Dari data hujan dan debit, nantinya akan digunakan untuk mendesain saluran pengairan.'



Kalimat-kalimat di atas mungkin adalah sense yang gue rasakan setelah melalui semester IV ini. Benar, semester IV telah berlalu. Artinya, dua tahun sudah gue menuntut ilmu di ITB.

Menurut gue, semester inilah yang paling berat. Begitu banyak tekanan dari sana-sini. Tumpukan tugas seringkali mengamuk tiada ampun. Belum lagi kepanitiaan yang juga meminta perhatian lebih.

Dari semua mata kuliah, mungkin gambar konstruksi lah yang paling berkesan. Mulai dari merasa keren hingga merasa malas membawa si tabung merah. Tugas gambar konstruksi ditagih setiap minggu. Menggambar denah, fondasi, tampak, dll. Dan itu semua dilakukan secara manual di kertas A1!

Mungkin di sinilah letak kenangannya. Sebelum menggelar kertas A1 itu, meja belajar harus dikosongkan mengingat besarnya ukuran si kertas. Ada juga teman gue yang mengerjakannya di lantai. Akan tetapi, sebagian anak sipil sering menyerbu CC atas untuk mengerjakan gambar karena banyak meja kosong di sana.

Seringkali temen gue begadang mengerjakan tugas gambar ini. Gue pernah begadang sekali dan itu gak enak banget. Mending selesai, nah ini enggak, harus ada finishing touch sebelum dikumpulkan. Belom lagi tubuh yang rapuh dan mata yang siwer. Gak enak deh begadang.

Itu sedikit cerita tentang semester ini. Kalau ada senior yang membaca tulisan ini, mungkin dia akan berkata kalau semua yang gue rasakan semester ini belum ada apa-apanya. Haha, gue sepakat kok. Toh gue belum merasakan apa yang dia rasakan.

Selamat tinggal tingkat 2! Selamat datang tingkat 3!
Semoga gue menjadi lebih baik. Amin.

'Do the best, let Allah do the rest'

4 komentar:

muhammad rizqy anandhika mengatakan...

woy gandrie berkesan rupanya garkon ya..mnurut awa juga..walaupun ga pernah nyicip jadi asisten lainnya ga ada asisten yang punya kontrol seberat ini terhadap ank2nya..klo kalian stres, kami juga kadang2 stres mikirin gambar blm dinilai. klo kalian seneng pengumpulan diundur kami pun juga. haha. klo ditotal brarti ada 700 gambar yang harus kami periksa satu semesternya. nilai garkon kau brp?

smangat la yah semester2 depan..tp dari segi kurikulum kalian kaynya yg terberat udah lewat deh..

Gandrie Ramadhan mengatakan...

waw, ada bos rizgan!
alhamdulillah garkon awak dapet A, haha.
makasih bos atas bimbingannya.
menarik juga nih jadi asisten garkon, hehe.

oke, bang!
semangat dan sukses!

Anonim mengatakan...

lama gak maen ke blog lo gan! xD
"Menurut gue, semester inilah yang paling berat. Begitu banyak tekanan dari sana-sini. Tumpukan tugas seringkali mengamuk tiada ampun. Belum lagi kepanitiaan yang juga meminta perhatian lebih."
setuju banget gw ama tulisan lw di atas.. bgeitupun juga yg gw rasain di Fasilkom UI -_-a

muhammad addy mengatakan...

tunggu 2 laporan dalam waktu satu bulan gan!!!! hahahahah