Minggu, Juli 15, 2012

Alumni

Sabtu, 14 Juli 2012.

Secara resmi status mahasiswa saya dicopot dari kampus gajah. Sebuah perhelatan akbar digelar di Sasana Budaya Ganesha untuk memfasilitasi mahasiswa yang telah berhasil menempuh studi sarjana. Wisudawan, wisudawati, keluarga, kerabat, angkatan junior, dan angkatan senior yang total jumlahnya ribuan, mungkin juga puluh ribuan, semuanya berkumpul merayakan sebuah momen sakral bernama wisuda.

Pukul lima pagi saya bangun untuk mempersiapkan segalanya mulai dari permukaan hingga ke inti, mulai dari pakaian hingga ke hati. Sebagai laki-laki, persiapan cukup dengan mandi. Lain halnya dengan teman-teman perempuan yang harus make-up dan segala macamnya. Untuk persiapan hati, saya hanya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan dengan terus menyebut nama-Nya.

Jujur saja, setiap transisi kehidupan selalu dipenuhi dengan kecemasan, terlebih lagi wisuda sarjana yang baru saja saya alami. Bayangkan saja, dunia yang sebenarnya, yang penuh liku dan tantangan, menanti. Kali ini dunia yang congkak itu harus benar-benar ditaklukkan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup. Kemandirian diuji, kebergantungan dengan orang tua harus mulai pudar.

Bagi saya, wisuda adalah momen yang sakral. Saya berusaha mencermati dan menikmati setiap rangkaian acara wisuda dengan khidmat. Benar saja, saya menitikan air mata saat bersama-sama membaca janji alumni ITB yang dilanjutkan dengan lagu 'Bagimu Negeri'. Saya takut. Ketakutan itu bukannya tidak berdasar tapi memang pada kenyataannya dibutuhkan konsistensi idealisme pembenahan kebobrokan Indonesia ini. Konsistensi. Itu yang tersulit.

Janji Lulusan ITB

Kami
Segenap lulusan
Institut Teknologi Bandung

Berjanji
Akan mengabdikan ilmu pengetahuan
Bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
Perikemanusiaan dan perdamaian dunia

Kami berjanji
Akan mengabdikan
Segala kebajikan ilmu pengetahuan
Untuk menghantarkan bangsa Indonesia
Ke pintu gerbang masyrakat adil dan makmur
Yang berdasarkan Pancasila

Kami berjanji
Akan tetap setia
Kepada watak pembangunan kesarjanaan Indonesia
Dan menjunjung tinggi susila sarjana
Kejujuran serta keluhuran ilmu pengetahuan
Di mana pun kami berada

Kami berjanji
Akan senantiasa menjunjung tinggi
Nama baik almamater kami
Institut Teknologi Bandung

Dilanjutkan dengan lagu 'Bagimu Negeri' yang terlalu sukar dijelaskan kenikmatan dan kecemasannya dengan kata-kata. Tidak berhenti sampai di situ, saya langsung teringat dengan profil alumni yang tertera di Rancangan Umum Kaderisasi (RUK) KM ITB yang sempat dibacakan oleh reflektor dua hari sebelum hari wisuda. Saya tidak ingat persis sehingga saya browsing untuk mengetahuinya.

Seorang alumni mahasiswa ITB diharapkan mencapai kondisi:
Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi.
Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu.
Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa.
Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan di tengah realitas bangsa.
Sadar akan peran pendidikan Indonesia.

Ngeri. Janji dan profil alumni ITB memiliki konten yang ngeri. Berat. Tantangan di depan semakin berat. Ditambah lagi harus menafkahi istri dan anak nanti. Loh? Kha-Kha-Kha. Jangan takut dan jangan layu, ayo bentuk masa depan.

Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.

2 komentar:

Adhamaski Pangeran mengatakan...

selamat gan! semoga cita2 lainnya tercapai

Gandrie Ramadhan mengatakan...

Aamiin! Terima kasih, Bung Adham!
Bagimu negeri, jiwa raga kami! Hehe. Semangat!