Senin, April 12, 2010

Galang Rambu Anarki

galang rambu anarki anakku
lahir awal januari menjelang pemilu

galang rambu anarki dengarlah
terompet tahun baru menyambutmu

galang rambu anarki ingatlah
tangisan pertamamu ditandai bbm
membumbung (melambung) tinggi

maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi (anak kami) kurang gizi

galang rambu anarki dengarlah
terompet tahun baru menyambutmu

galang rambu anarki anakku

cepatlah besar matahariku
menangis yang keras, janganlah ragu
tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu

cepatlah besar matahariku
menangis yang keras, janganlah ragu
hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu

Iwan Fals

Ini pertama kalinya aku menuliskan lirik lagu dalam blog sendiri. Galang Rambu Anarki, sebuah karya yang brilian dari Iwan Fals. Lagu ini didedikasikan Iwan Fals untuk Almarhum anaknya, Galang Rambu Anarki. Ya, Galang Rambu Anarki adalah sebuah nama. Bukan 'rambu lalu-lintas' seperti yang aku pikir dahulu.

Lagu ini masuk ke dalam 150 lagu terbaik Indonesia versi Rolling Stones. Aku lupa peringkat ke berapa. Anda mendengar suara wanita dalam lagu ini? Ya, backing vocal lagu ini diisi oleh istri Iwan Fals sendiri. Sungguh paduan yang sempurna. Lagu ini menceritakan pesimisme dan optimisme kedua orang tua dalam membesarkan anaknya.

Pesimisme
Setiap orang tua pasti takut kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya. Curahan kasih sayang terkadang tidak sebanding dengan himpitan ekonomi yang melanda sebagian besar orang tua di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Orang tua takut tidak bisa membeli susu. Takut anaknya kurang gizi. Orang tua takut nanti anaknya tumbuh menjadi orang yang 'gak bener'. Segala ketakutan itu pasti dialami oleh setiap orang tua.

Optimisme
Di balik semua ketakutan itu, Iwan Fals mengajarkan agar tetap optimis menghadapi kerasnya dunia ini. Keras bukan kejam. "Cepatlah besar, matahariku" dan "Menangis yang keras janganlah ragu", kata orang tua kepada anaknya.

"Tinjulah congkaknya dunia, buah hatiku"
"Hantamlah sombongnya dunia, buah hatiku"

Kedua kalimat itu dibisikkan kedua orang tua, langsung atau tidak langsung, kepada anak-anaknya.
Kedua kalimat itu merupakan bentuk optimisme orang tua dalam menghadapi dunia yang selalu berputar ini.

"Doa kami di nadimu"
Kalimat di atas adalah klimaks sekaligus penutup lagu ini. Betapa dekatnya doa kedua orang tua.

Sungguh indah.

6 komentar:

annisanican mengatakan...

Ehm ehm..
Sifat kebapakannya mulai muncul..

Ehm ehm eheeeemm...
:D
kabar2in ya! :p

Ghazi Binarandi mengatakan...

Resumenya bagus dan mendalam, Gan!

Tadinya gua nggak merhatiin lagu ini dengan detail tapi ternyata banyak makna tersirat dan tersurat yang dibawa Iwan Fals di lagu ini. Apalagi ini adalah lagu untuk anaknya.

Sangat indah. Lagu Indonesia terbaik sejauh ini bagi gua.

pemuda perubahan mengatakan...

gw setuju juga sama nichan. hahahaha!

makin hari post-lu makin berisi gan. udah siap jadi bapak ni kayaknya. hahahaha!

btw, aku bukan pilihan keren gan!

Gandrie Ramadhan mengatakan...

@nichan: haha. tunggu mapan dulu, chan. hee.

@ghazi: setuju, bung ghazi. aku terinspirasi setelah membaca rolling stones di kamar kos maneh. hee.

@pari: gue udah liat "aku bukan pilihan" di blog maneh. hee. semangat, bos!
oia, sayang sekali gue gak tambah berisi. haha.

Annisa Jumaniar mengatakan...

Galang Rambu Anarki, lagu yang bikin gue terharu waktu denger Iwan Fals nyanyi lagu ini.

Lo liat waktu di Kick Andy? Bang Iwan berkaca-kaca cerita tentang Galang.

Show our best to parents lah, gan! :)

Gandrie Ramadhan mengatakan...

@jum-jum: sayang sekalu gue gak punya tipi. gue berencana membeli yang kecil. yaa biar gak autis banget dengan dunia luar. hee. semangat, jum!