Sabtu, September 21, 2013

Leeds - Minggu Pertama


Alhamdulillah sejauh ini semua berjalan lancar. Semuanya dijelaskan di dalam dua buku di atas. Orientasi kuliah baru dimulai pada tanggal 24 September. Penulis sengaja memilih tiba di Leeds pada tanggal 14 September agar bisa santai melakukan proses registrasi, membuat akun bank lokal, adaptasi dengan cuaca setempat, dan tentu saja settling kehidupan sehari-hari.

Semua serba baru di sini. Kemandirian total adalah hal yang mutlak. Total setotal-totalnya, jika pembaca mengerti maksud penulis. Penulis pernah juga hidup merantau di Bandung selama empat tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya. Detail kehidupan seperti belanja bahan makanan, memasak, hingga mencuci piring atau pakaian tidak bisa dilewatkan kalau mau bertahan hidup. Di sini tidak ada tukang nasi kuning, kupat tahu, atau warung makan murah di pinggir jalan. Jadilah memasak jika mau irit.

Moda yang dipakai oleh mayoritas warga Leeds (68%) adalah jalan kaki. Memiliki kendaraan pribadi adalah sesuatu yang mahal dan bukan menjadi prioritas pemerintah kota. Kampus tempat kuliah hanya lima menit jalan kaki santai dari rumah (shared house) penulis, sedangkan pusat kota dapat ditempuh dalam waktu 10-15 menit jalan kaki.

Di kampus ada sebuah perkumpulan mahasiswa yang bernama Leeds University Union (LUU). Yang saya suka, LUU bekerja sama dengan pihak kampus dan benar-benar memprioritaskan keselamatan para mahasiswa. Sebagai contoh, mereka menyediakan layanan LUU Night Bus untuk mengakomodasi mereka yang harus pulang malam dari kampus. Dengan hanya membayar £1, setiap mahasiswa diantar langsung ke depan tempat tinggal mereka. Kemudian, LUU bekerja sama dengan perusahaan taksi setempat yang bernama Amber Cars. Seandainya sedang di luar dan tidak punya uang tunai, mahasiswa bisa memberikan KTM ke supir. KTM bisa diambil keesokan harinya di gedung LUU dengan membayar sesuai dengan argo.

Penulis langsung terbayang dengan kampus terdahulunya, mengapa tidak diadakan hal yang serupa mengingat banyak kegiatan seperti forum, diskusi, kajian, rapat, dan latihan hingga malam hari di ITB. Keselamatan mahasiswa harus menjadi nomor satu bagi pihak kampus.

Culture Shock


Pihak universitas telah menjelaskan bahwa kejutan budaya (?) adalah sesuatu yang wajar dan akan dialami oleh setiap mahasiswa internasional. Mereka memeragakan grafik di atas lewat drama. Lihat titik terbawah? Itu adalah masa-masa sengsara alias musim dingin! Tugas sedang padat-padatnya dan cuaca sangat tidak bersahabat, duh, apalagi lemak penulis tidak seberapa. Haha.

Pemandangan dari jendela kamar. Ada pelangi habis badai!
Sikaaaaaat!

Tidak ada komentar: