Gambar 1 Ilustrasi Sepeda Listrik Sumber gambar |
Pembukaan
Sepeda
konvensional hanya menggunakan tenaga
yang berasal dari kayuhan kaki. Tenaga tambahan bisa diberikan lewat teknologi
kelistrikan sehingga menjadikan sepeda sebagai moda transportasi hibrida. Sepeda
listrik memudahkan penggunanya untuk menempuh medan berbukit dan perjalanan
lebih jauh tanpa harus berkeringat banyak. Adam Burvill, dalam tulisannya yang
berjudul The Grin Technologies Basics
Ebike Guide (2003), sepeda listrik terdiri dari empat komponen dasar: motor
elektrik, alat pengontrol, tuas gas atau sensor kayuhan, dan baterai. Tulisan
ini akan membahas perkembangan sepeda listrik terkait dengan implikasinya dalam
penerapan kebijakan transportasi.
Perkembangan Sepeda Listrik
Cherry dan
Cervero dalam jurnalnya yang berjudul Use characteristics and mode choice behavior of electric bike users in
China (2007)
menyebutkan bahwa penjualan sepeda elektrik di Cina meningkat dari 40.000 pada
tahun 1998 menjadi 10 juta pada tahun 2005. Menurut Cherry dkk dalam jurnal Comparative environmental impacts of electric bikes
in China (2009), hingga
saat ini terdapat lebih dari 50 juta sepeda listrik di Cina. Pertumbuhan yang
sangat pesat ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan inovasi pada
baterai dan motor elektrik sebagai komponen utama sepeda listrik. Weinert dkk
dalam jurnal yang berjudul The future
of electric two-wheelers and electric vehicles in China (2008) menyatakan harga beserta berat
baterai dan motor elektrik dan infrastruktur pengisian ulang menjadi tantangan
utama dalam inovasi di bidang ini.
Fenomena sepeda
listrik mengharuskan pembuat kebijakan mengatur keberadaan moda yang relatif
baru dan semakin populer ini. Pemerintah pusat Cina melalui standar teknis
nasional (1999) dan peraturan transportasi jalan (2004) mengatur karakteristik
pembuatan sepeda listrik dan mengklasifikasikannya sebagai sepeda konvensional
sehingga pengendara tidak membutuhkan surat izin mengemudi ataupun helm ketika
berkendara. Negara-negara di Eropa memiliki peraturan serupa lewat pembatasan
daya, kecepatan, dan berat sepeda. Pada umumnya, daya sepeda listrik tidak
boleh melebihi 250 watt dengan kecepatan maksimal 20 mil per jam (sekitar 32
kilometer per jam). Namun, Weinert dkk mencatat dalam jurnal The transition to electric bikes in China: history
and key reasons for rapid growth
(2007) ada juga juga kota di dunia yang melarang penggunaan sepeda listrik
dengan alasan keselamatan seperti Fuzhou, Zhuhai, Guangzhou, dan Hong Kong.
Faktor Keselamatan, Dampak Lingkungan, dan Analisis Biaya
Sepeda
listrik hampir tidak bersuara ketika melaju. Hal ini yang seringkali menjadi
penyebab kecelakaan lalu lintas. Yao dan Xu menulis tentang keselamatan sepeda
listrik dan lalu lintas dalam jurnal Traffic
safety for electric bike riders in China (2012) dan melaporkan bahwa pada tahun 2004 terdapat 589
pengendara sepeda listrik yang tewas dan 5.295 lainnya terluka di Cina.
Statistik ini meningkat 5.4% pada tahun 2008. Isu keselamatan lainnya adalah
konflik dengan pejalan kaki dan pembagian jalur sepeda dengan sepeda
konvensional.
Sepeda
listrik menghasilkan nol polusi udara selama melaju. Akan tetapi, perlu
dipahami dampak lingkungan harus ditinjau selama proses produksi, pemakaian,
dan pembuangan limbah. Cherry dkk yang fokus dalam dampak lingkungan pada jurnalnya
(2009) membuat tabel perbandingan emisi kendaraan.
Tabel 1 Perbandingan Tingkat Emisi Produksi dan Pemakaian
Kendaraan
Sepeda elektrik mengeluarkan gas rumah kaca yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan mobil dan sepeda motor. Jika dibandingkan dengan sepeda konvensional dan bus sebagai dua moda transportasi yang paling efisien, sepeda listrik memiliki tingkat emisi yang lebih tinggi untuk beberapa jenis polutan terutama timbal (Pb) sebagai bahan baku baterai. Terlepas dari itu, dapat disimpulkan bahwa sepeda listrik bisa berkompetisi dengan baik dari segi lingkungan.
Sepeda elektrik mengeluarkan gas rumah kaca yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan mobil dan sepeda motor. Jika dibandingkan dengan sepeda konvensional dan bus sebagai dua moda transportasi yang paling efisien, sepeda listrik memiliki tingkat emisi yang lebih tinggi untuk beberapa jenis polutan terutama timbal (Pb) sebagai bahan baku baterai. Terlepas dari itu, dapat disimpulkan bahwa sepeda listrik bisa berkompetisi dengan baik dari segi lingkungan.
Rose, dalam
jurnal E-bikes and urban
transportation: emerging issues and unresolved questions (2012), berpendapat bahwa untuk saat
ini baterai tipe timbal (SLA/Sealed
Lead-Acid) masih tergolong murah, terjangkau, dan memiliki umur yang
panjang. Kekurangan dari baterai SLA terletak pada kapasitas energi yang rendah
dan cenderung mencemari lingkungan pasca pemakaian walaupun tidak mudah untuk
dihitung besarannya. Baterai ion lithium memiliki prospek sebagai pengganti baterai
SLA karena memiliki kerapatan energi yang lebih tinggi dan lebih ramah
lingkungan. Pengembangan dan inovasi baterai ion lithium dapat mengurangi biaya
produksi karena saat ini bisa 3-4 kali lebih mahal daripada baterai SLA.
Tabel 2 Analisis Biaya
Tabel di atas dimuat di dalam jurnal The transition to electric bikes in China: history and key reasons for rapid growth (2007) karya Weinert dkk. Dari segi biaya, sepeda listrik menempati urutan kedua termurah setelah sepeda konvensional. Bus sebagai angkutan massal berada di urutan ketiga dan merupakan opsi terbaik apabila tidak memiliki kendaraan pribadi. Biaya per tahun untuk sepeda motor dan mobil bisa melonjak hingga 3 dan 10 kali lipat jika dibandingkan dengan sepeda listrik. Selain biaya kendaraan itu sendiri, bensin sebagai bahan bakar yang menjadikan biaya per tahun untuk sepeda motor dan mobil membengkak.
Tabel di atas dimuat di dalam jurnal The transition to electric bikes in China: history and key reasons for rapid growth (2007) karya Weinert dkk. Dari segi biaya, sepeda listrik menempati urutan kedua termurah setelah sepeda konvensional. Bus sebagai angkutan massal berada di urutan ketiga dan merupakan opsi terbaik apabila tidak memiliki kendaraan pribadi. Biaya per tahun untuk sepeda motor dan mobil bisa melonjak hingga 3 dan 10 kali lipat jika dibandingkan dengan sepeda listrik. Selain biaya kendaraan itu sendiri, bensin sebagai bahan bakar yang menjadikan biaya per tahun untuk sepeda motor dan mobil membengkak.
Regulasi di Indonesia dan Kesimpulan
Belum ada
peraturan yang secara eksplisit mengatur eksistensi sepeda listrik di
Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang kendaraan hanya
menjabarkan aplikasi motor listrik pada sepeda motor tanpa adanya spesifikasi
atau batasan yang jelas. Sepeda listrik belum populer di Indonesia, tetapi
bukan tidak mungkin penggunaannya bisa meroket di masa depan sebagai moda
pengganti sepeda motor atau mobil untuk kegiatan sehari-hari berjarak dekat
hingga menengah.
Cherry dan
Cervero yang fokus meneliti karakteristik pengguna sepeda listrik (2007)
menyimpulkan bahwa dalam rangka membuat kebijakan sepeda listrik, dibutuhkan
pemahaman yang dalam mengenai siapa penggunanya, bagaimana mereka akan
menggunakannya, dan moda apa yang akan dipilih jika sepeda listrik tidak ada.
Pemahaman karakter pengguna dan lingkungan unik Indonesia ini penting sebagai
bahan pertimbangan sisi positif dan negatif dari sepeda listrik. Weinert dkk yang
melakukan studi tentang perkembangan pesat sepeda listrik di Cina (2007) menegaskan
sebagai moda transisi, kelemahan sepeda listrik bisa terus dimitigasi lewat
perkembangan teknologi, rekayasa lalu lintas, dan peraturan yang jelas dan
tegas dalam hal spesifikasi di jalan.
Kebijakan
berupa pelarangan bukan langkah tepat sebelum ada kajian yang komprehensif di
Indonesia yang mengatakan demikian. Kehadiran sepeda listrik dipastikan tidak
bisa menyelesaikan masalah mobilitas secara menyeluruh, tetapi sepeda listrik
bisa menjadi salah satu butir solusi permasalahan transportasi di Indonesia,
terutama di kota besar.
Referensi
Burvill, Adam. 2013. The Grin Technologies Basics
Ebike Guide. Grin Technologies Ltd.
*
Tulisan ini dibuat untuk Buletin Mata Garuda Edisi Mei 2015.
*
Tulisan ini dibuat untuk Buletin Mata Garuda Edisi Mei 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar