Jumat, Januari 01, 2016

Energi

Hukum kekekalan energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya bisa diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Setiap manusia sangat wajar punya ketertarikan terhadap suatu benda, orang, pemikiran, pementasan, hingga klub sepak bola. Sayangnya, ketertarikan dan cinta itu seringkali meletup tidak terkontrol sehingga menimbulkan fanatisme. Padahal, ketika rasa itu bisa dialirkan secara proporsional, justru terjalin mutualisme antara subjek dengan objek.

Sebagai contoh, saya mengagumi karya dan pemikiran Cressida Cowell. Dalam sebuah artikel, Cressida menekankan pentingnya mempertahankan buku dan berbagi cerita, terutama untuk anak-anak. Sebuah misi yang sederhana namun sangat berarti.

“Film and TV are great, and I watch loads with my children, but I want books to survive as a medium because they offer something completely different. Films tell you everything, whereas books fill in the gaps. I want to get a generation of children reading for pleasure like I did. We need to stop libraries closing, but children’s book sales are holding up so I hope we are winning the battle. We have only had TV in the last century, but for thousands of years we have sat down and told each other stories.”

Petualangan How To Train Your Dragon berakhir di buku ke-12. Saya berkicau di Twitter dengan tujuan mentransfer energi positif agar ia terus berkarya.

Contoh nyata lainnya adalah Learn To Fly! Jika saya adalah salah seorang personel Foo Fighters, kemungkinan besar saya akan menangis terharu melihat video ini.



*

Suntikkan energi positif ke orang-orang yang kita kasihi atau hargai. Sebaliknya, ketika kita menerima suntikan itu, balas dengan dekapan yang erat. Saya banyak belajar dari pengalaman ini. Tak perlu takut kehabisan amunisi karena kita adalah bagian dari sebuah sistem yang kekal di semesta.

Tidak ada komentar: