Kamis, Maret 22, 2012

Gowes Bandung - Jakarta

Bandung - Cimahi - Padalarang - Cianjur - Cariu - Jonggol - Cileungsi - Bekasi - Jakarta.
Minggu, 18 Maret 2012, 03:30 - 18:30, 15 jam.

Gandrie Ramadhan, Ghazi Binarandi, dan Rendy Anditya. Tiga orang agak waras ini mencari sesuatu yang berbeda. Jika Warung Bandrek dan Lembang sudah biasa, maka Jakarta tujuan berikutnya. Sebatas itu saja. Sampai di Jakarta dengan selamat dan utuh, perjalanan ini berhasil memesona batin saya. Puas.

Niat saja tidak cukup, harus dibarengi dengan kondisi sepeda yang mumpuni. Berdasarkan hal itu, beberapa peningkatan dilakukan di sepeda, terutama sepeda Ghazi. Ratusan ribu rela dia keluarkan agar perjalanan tidak terkendala masalah internal sepeda. Saya dan Rendy hanya membeli beberapa perlengkapan tambahan seperti P3K, kunci L, ban dalam, pompa, dan beberapa barang lain.

Sebagus apapun sepeda, tetap pengendaranya yang menentukan. The man behind the gun is more important. Sadar akan hal tersebut, kami sengaja melatih fisik dengan gowes beberapa kali ke Warung Bandrek di pagi hari. Selain itu, kami tidak lupa berguru dari orang yang lebih ahli mengenai kondisi selama perjalanan dan teknik bersepeda.

Rendy dan Ghazi menginap di kosan saya di Tubagus. Malam minggu itu kami tidur pukul 21:00 dan memasang alarm tepat pukul 02:00. Sarapan dini hari berupa air putih, roti, susu, dan madu diharapkan menambah stamina dan pemicu eek. Sialnya eek tidak keluar. Peregangan otot kami lakukan dari persendian di daerah kepala hingga ke bagian kaki agar tidak terjadi kram selama perjalanan. Diawali dengan doa dan mengucap bismillah, tepat pukul 03:30 kami berangkat.

Dinginnya Bandung kami atasi dengan jaket parasut ITB yang kami punya sejak diterima di kampus cap gajah. Tubagus, Dago, Cikapayang, Pasopati, Pasteur, lalu selamat tinggal Kota Bandung. Di pinggir jalan Tol Pasteur kami menemui orang mabuk yang sedang dibonceng motor lalu dia berteriak "Asik nih, asik nih, asik nih!" sambil menggoyangkan jempolnya di udara. Oh, freaky. Jalan dari Padalarang menuju Cianjur berupa turunan tiada batas. Lampu penerangan sangat vital karena masih pagi buta dan ada area yang benar-benar hitam alias gelap. Bahkan Rendy hampir jatuh. Sebagai tambahan, kami harus berbagi jalan dengan truk-truk besar.

Jalan sepanjang Cariu - Jonggol - Cileungsi bervariasi berupa turunan, tanjakan, dan datar. Di sini teknik perpindahan gigi sepeda (shifting) sangat penting agar perputaran kaki di pedal selalu konstan, tidak peduli kondisi kontur jalan yang sedang dihadapi. Kalau di jalan menuju Warung Bandrek ada sebuah tanjakan bernama 'putus asa', maka dalam perjalanan ini ada beberapa tanjakan yang saya namakan 'ultra luar biasa putus asa'. Sangat melelahkan otot paha dan punggung.

Kami sempat berhenti untuk makan pisang dan minum air kelapa. Tidak tanggung-tanggung, dua sisir pisang dan tiga batok kelapa kami hajar! Wah, itu luar biasa nikmatnya. Untuk makan siang, kami berhenti di sebuah rumah makan Sunda. Menunya hanya ayam bakar dan pemesanan tidak bisa per bagian melainkan harus satu ayam utuh mulai dari kepala hingga kaki. Ayam bakar ini luar biasa kampung! Dagingnya (otot) sangat melekat di tulang! Makan siang saya akhiri dengan segelas es jeruk. Wah, ini surga.

Pemandangan selama perjalanan Cileungsi - Bekasi - Jakarta bukan lagi sawah yang hijau dan pepohonan yang asri, tetapi sudah berupa beton kawasan industri dan perumahan. Sempat turun hujan dua kali tapi untungnya hanya sebentar sehingga kami bisa melanjutkan perjalanan. Jalan ini sangat panjang dan membosankan. Ditambah lagi dengan Jalan Kalimalang yang menghubungkan Bekasi dengan Jakarta terasa sangat panjang. Sekitar 20 meter dari rumah Rendy, Ghazi terserempet motor lalu jatuh. Untung lukanya tidak parah. Sampailah kami di tujuan akhir. Hore!

Tidak, tidak. Kami tidak gowes (lagi) ke Bandung dari Jakarta. Tiga manusia dengan tiga sepedanya berjejalan dalam sebuah Panther. Dua jam saja perjalanan dan halo, Bandung!

Sebagai kesimpulan, perjalanan seperti ini cukup sekali semur hidup dan sepeda bukanlah moda transportasi yang tepat untuk perjalanan Bandung - Jakarta.

Tidak ada komentar: